Medan, CNN Indonesia -- Drama pencalonan Tengku Erry Nuradi di Pemilihan Gubernur Sumatra Utara (Pilgub Sumut) 2018 belum berakhir. Setelah resmi ditinggal Golkar dan Nasdem, kini bakal calon gubernur petahana itu merapat ke Partai Demokrat.
Demokrat sebelumnya disebut-sebut sudah berkoalisi dengan PPP dan PKB. Demokrat yang punya 14 kursi, ditambah 4 kursi PPP dan 3 kursi PKB sudah cukup membuat koalisi ini mengusung pasangan calon sendiri dan mendaftar ke KPUD Sumut.
Pengurus DPP Demokrat Abdullah Rasyid mengakui Erry telah dipanggil oleh Majelis Tinggi DPP Demokrat ke Puri Cikeas tadi malam. Berdasarkan informasi yang diterima Erry keluar dari Puri Cikeas, sekitar pukul 00.29 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sampai saat ini belum ada keputusan. Majelis Tinggi masih bersidang," kata Rasyid, Sabtu (6/1).
Rasyid mengaku, Erry memang mengajak Demokrat untuk berkoalisi. Karena Demokrat sendirian dengan 14 kursi tak memenuhi syarat pencalonan, yakni 20 kursi. Erry, kata Rasyid, sudah memastikan PPP dan PKB mendukungnya.
"Kan enggak cukup Demokrat saja. Tapi Erry sudah memastikan PPP dan PKB," ungkapnya.
Namun, niat Erry merapat ke Demokrat bukan tanpa halangan. Sebab, ada nama JR Saragih, Ketua DPD Demokrat Sumut yang juga punya hasrat menjadi bakal calon gubernur. Rasyid mengakui, Demokrat tentu cenderung memilih kadernya sendiri.
"Demokrat kan punya kader sendiri. Tentu Demokrat akan cenderung ke kader. Tapi sampai saat ini belum ada keputusan," terangnya.
Selain ke Demokrat, Erry juga merapat ke PKB. Padahal PKB sebelumnya sudah mencabut dukungan untuk Erry dan memilih berkoalisi dengan Demokrat.
Ketua DPW PKB Sumut Ance Selian membenarkan bahwa Erry telah menghadap ke DPP PKB. Foto Ance dan Erry bertemu di DPP PKB juga telah tersebar.
Ance sendiri mengakui peluang koalisi Demokrat, PPP, dan PKB sangat mungkin terjadi. "Sheet kan satu lagi, Demokrat, PPP, dan PKB. Semua sangat mungkin terjadi di detik-detik terakhir," kata Ance.
Ance mengklaim, dirinya dan Erry lebih cocok berpasangan ketimbang Erry dan JR Siragih. "Bisa saja Erry-Ance. Kalau Erry-JR enggak ketemu," ujarnya.
Ance menilai, kemungkinan Demokrat tidak mengusung JR Siragih meski kader sendiri memang bisa saja terjadi. Sebab, dunia politik sangat dinamis.
"Sangat mungkin terjadi. Lihat Golkar, Golkar saja pun pindah ke sana enggak dapat apa-apa," ujar dia.
Bursa pencalonan di Pilgub Sumut semakin menghangat. Saat ini, sudah muncul dua bakal calon yang telah mengantongi dukungan.
Keduanya, yakni Djarot Saiful Hidayat yang didukung PDIP, serta Edy Rahmayadi yang didukung Gerindra, PKS, PAN, Golkar dan Nasdem.
Edy saat ini hampir dipastikan akan dipasangkan dengan Musa Rajekshah. Sementara Djarot belum diketahui siapa yang akan mendampinginya.
Dengan mengerucutnya peta koalisi ini maka diperkirakan tinggal satu kursi koalisi yang tersisa, yakni koalisi Demokrat, Hanura, PPP, serta PKB, dan PKPI.
(zul)