KPAI Akan Bertemu Anies Soal Kekerasan Seksual Guru

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Jan 2018 04:10 WIB
Pemprov akan diajak bicara oleh KPAI tentang nasib guru pelaku kekerasan seksual dan perlakuan terhadap murid sebagai korban.
Komisioner KPAI Retno Listyarti, di Jakarta,2017. Ia mengaku berencana bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan untuk membicarakan nasib guru pelaku pelecehan seksual. (Foto: CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti merencanakan untuk bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait kasus pelecehan seksual yang dilakukan guru di SMPN 184 Jakarta Timur.

Pasalnya, ada peraturan di Pemprov DKI Jakarta yang memberi kewenangan Pemprov untuk mengatasi guru pelaku dan murid korban kekerasan.

“Kami akan segera bertemu dengan gubernur untuk mengajukan surat permohonan audiensi,” ujar Retno di Jakarta, Jumat (12/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya Retno akan bertemu dengan Gubernur dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk mengkaji kembali proses seleksi guru di Jakarta.

Pasalnya, tindakan guru berinisial AK yang mengajar di SMPN 184 itu diyakini berdampak pada kondisi psikologis anak-anak yang menjadi korban. Ia khawatir peristiwa itu terjadi pula pada guru maupun murid yang lain.

“Kami memikirkan ke depan sekolah harus aman, guru-guru seperti ini kami jauhkan dari anak-anak, dan bagaimana seleksi guru ini kami bicarakan dengan Dinas Pendidikan,” katanya.

Sesuai Instruksi Gubernur 16 Tahun 2015 tentang Pencegahan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah menyebutkan bahwa tenaga pendidik yang melakukan kekerasan dalam proses pembelajaran akan dimutasi ke luar Dinas Pendidikan. Sementara, anak-anak yang menjadi korban akan segera direhabilitasi.

Retno mengatakan, dalam kasus ini ada tiga hingga lima anak yang menjadi korban. Menurutnya, terdapat kesalahan dari informasi di media sosial yang menyebut korban pelecehan seksual itu mencapai 35 orang.

"Kami sudah telaah dari pihak kepolisian, jumlahnya bukan 35 tapi tiga sampai lima. Mungkin terpeleset (omongnya) jadi 35,” tuturnya.

Pelecehan seksual yang dilakukan guru AK pun, lanjut Retno, tak sampai melakukan sodomi. Menurutnya, guru AK melakukan pelecehan dengan memegang kemaluan para muridnya.

Saat ini, kata Retno, guru AK belum dapat diminta keterangan karena tengah dibantarkan di RS Polri akibat sakit ginjal.

“Guru itu sakit ginjal sehingga sedang dibantarkan di RS Polri,” ucapnya.

Polisi sebelumnya menangkap seorang pria yang berprofesi sebagai guru olah raga di SMPN 184, Jakarta Timur, AK, karena diduga melakukan kekerasan seksual terhadap murid laki-laki. Kabar kekerasan seksual itu telah menyebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp. Di sana disebutkan bahwa korban kekerasan seksual berjumlah 35 orang. (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER