Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
mengkritisi penyebaran difteri di Jakarta. Ia menilai melonjaknya kasus difteri di DKI Jakarta sebagai masalah serius yang harus segera ditangani.
Anies mencatat ada 109 kasus difteri di DKI Jakarta sepanjang 2017. Angka itu meningkat tajam dari 17 kasus pada 2016, sementara sebelumnya tercatat hanya ada 10 kasus pada 2015, dan empat kasus pada 2014.
"Kami semua dikejutkan dengan kenyataan di tahun 2017 kasus difteri di Jakarta ditemukan 109 kasus, lompatnya tinggi sekali. Jadi angka yang muncul kemarin bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng, ketika muncul kejadian seperti ini kita menyebutnya sebagai KLB (kejadian luar biasa)," ujar Anies usai menghadiri acara imunisasi difteri di Jakarta Barat, Minggu (14/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jakarta Barat, kata Anies, menjadi salah satu wilayah yang menjadi prioritas penanganan penularan difteri. Jakarta Barat merupakan wilayah yang pertama kali terserang wabah difteri di ibu kota.
Anies menargetkan imunisasi terhadap 1,2 juta anak-anak di bawah usia 19 tahun di Jakarta Barat. Ia mengklaim telah menjangkau 78 persen dari target tersebut atau sebanyak 936 ribu anak dalam satu bulan terakhir.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu mengatakan, strategi utama penanganan wabaf difteri adalah dengan memberi imunisasi di sekolah-sekolah, apartemen, rumah susun, perkantoran hingga mal.
"Kami sekarang menunggu juga datangnya vaksin dari Biofarma, karena kecepatan kita melakukan imunisasi itu bukan semata-mata personalia kita. Tapi, pada ketersediaan vaksinnya sendiri," jelas Anies.
Anies mengaku telah meminta Kementrian Kesehatan untuk menyiapkan kuota vaksin Biofarma agar bisa mencukupi kebutuhan imunisasi di Jakarta.
"Dua minggu lalu kami mengadakan rapat khusus dengan Kemenkes dan jajaran, kita mengharapkan vaksin dari Biofarma juga bertambah jumlahnya," tuturnya.
Anies menyebut penyebaran difteri awal mulanya terjadi di Banten, Tangerang. Banten disebutnya memiliki 300 kasus terkait difteri.
Jakarta Barat yang berbatasan dengan Tangerang pun tertular dengan penyebaran difteri tersebut karena maraknya masyarakat luar Jakarta yang keluar-masuk ke ibukota.
"Penularan sangat mudah, Jakbar paling awal. Awal mulanya 300-an kasus ada di tetangga (Banten), karena itu lalu lalang dan interaksi buat penyakit ini mudah menular," tuturnya.
Meski demikian, Anies meminta supaya tidak ada upaya saling menyalahkan dalam penularan difteri di Jakarta. Menurut dia, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat menjadi wilayah yang harus diprioritaskan dalam penanganan kasus difteri tersebut.
"Prioritasnya bukan hanya DKI tetapi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Jadi kebijakannya bersama-sama dan ini tidak perlu saling menyalahkan mulai datangnya dari mana, keluar dari mana. Ini kenyataannya sekarang ada kasus difteri dan kenyataannya kita harus bergerak, tak penting datangnya dari mana yang penting jumlahnya menurun dan anak-anak kita selamat," tuturnya.
(eks/gil)