Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta pihak rumah sakit yang saat ini menangani korban reruntuhan Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) tak hanya memberikan pelayanan medis secara fisik. Anies meminta pihak rumah sakit juga memberikan layanan penyebuhan psikologi untuk pasien-pasien tersebut.
“Tadi saya sampaikan, kita butuh penanganan. Ya tidak penanganan fisiknya saja, tapi mereka para pasien ini juga memerlukan pelayanan konseling,” kata Anies di kawasan Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta, Senin (15/1).
Pelayanan konseling ini, kata Anies, sangat diperlukan untuk menyeimbangkan kembali kondisi psikologi korban. Sebab, kejadian yang menimpa mereka hari ini disebut Anies sebagai salah satu kejadian mengejutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya karena bagaimana pun kejadian hari ini adalah kejadian yang mengejutkan untuk psikologis mereka,” lanjutnya.
Anies yang sore tadi berkesempatan mengunjungi 28 orang pasien yang dirawat di Rumah Sakit Siloam Semanggi mengaku telah menemui pasien satu per satu.
Pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit ini pun beragam. Ada yang mengalami luka ringan, patah kaki hingga tangan, bahkan ada tujuh orang pasien yang harus menjalani operasi karena patah tulang punggung.
“Ada yang bisa langsung pulang, tapi ada yang harus dirawat dan menjalani operasi,” kata Anies.
Dia mengaku cukup tersentuh saat bertemu dengan para korban yang sebagian besar adalah anak muda. Saat bertemu Anies, para pasien menunjukan raut muka yang ceria dan tak nampak sedih sama sekali.
“Mereka semangat, anak-anak muda ini sangat tegar,” katanya.
Sementara itu, terkait biaya rumah sakit untuk pasien korban runtuhnya bangunan BEI seluruhnya akan ditanggung asuransi dari pihak pengelola gedung. Namun, kata Anies, tak menutup kemungkinan jika terjadi kendala atau masalah, pihak Pemprov akan membantu.
“Saat ini semua pembiayaan di-cover asuransi, kalau ada apa-apa pemprov tentu siap membantu,” katanya.
[Gambas:Video CNN] (djm)