Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pembina
Partai Hanura Wiranto dinilai mempunyai tanggung jawab moral untuk mengawal kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua umum Partai Hanura hingga akhir masa jabatannya.
Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Hanura Sri Mulyono menjelaskan, hal itu lantaran Wiranto lah yang langsung meminta OSO untuk memimpin Hanura ketika ia ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
"Pak Wiranto yang menanam OSO di Hanura. Dia harus bertanggungjawab merawat dan mengawal supaya panen raya," katanya, kepada wartawan, Sabtu (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OSO, yang juga menjabat Ketua DPD RI, sendiri pernah menceritakan bahwa dirinya pernah melakukan tiga pertemuan terkait permintaan Wiranto untuk meneruskan kepemimpinan di Partai Hanura.
Sempat menolak, OSO akhirnya menerima permintaan Wiranto untuk menjadi Ketua Umum dan terpilih secara aklamasi pada gelaran Munaslub Hanura pada Desember 2016 lalu.
Sri melanjutkan, setelah menjadi Ketua Umum Partai Hanura OSO juga mengambil langkah strategis dan taktis untuk membesarkan Partai Hanura. Salah satunya, merekrut sumber daya manusia yang dianggap berkualitas, berdikasi, dan berpengalaman dalam membesarkan partai.
"Di samping itu, OSO juga memperbaiki sistem kerja, sistem organisasi dan sistem keuangan partai," katanya.
Dia menduga, dalam proses pasca-perekrutan kader baru itu terjadi gegar budaya atau culture shock, kepanikan, dan rasa terancam dari orang-orang lama di internal Partai Hanura. Padahal, fenomena tersebut bisa diatasi dengan dialog yang sehat antara kader lama dan baru.
"Seharusnya Pak Wiranto mengambil peran penting dengan cara menjembatani dua elemen yang harus sinergi membesarkan Hanura. Di sini lah tanggung jawab moral Wiranto mengawal kepemimpinan OSO," kata dia.
Untuk itu, Wiranto diminta agar tidak lari dari tanggung jawabnya. Hal itu masih belum terlambat bagi Wiranto untuk melakukan langkah tersebut.
Sebab, kata dia, verifikasi faktual partai poltik peserta pemilu yang berlangsung pada 23 Januari oleh Komisi Pemilihan Umum, sudah di depan mata.
"Jika Wiranto benar-benar mencintai Hanura, maka peran sebagai jembatan harus segera diambil," ujarnya.
Wiranto sebelumnya menyatakan tidak berpihak kepada dua kepemimpinan Hanura yang tengah berseteru, yakni kubu Oesman Sapta Odang dan kubu Daryatmo.
"Saya enggak ke mana-mana (kubu OSO atau kubu Daryatmo),
gimana toh kamu ini," selorohnya, saat ditanya perihal friksi di internal partai yang ia bina tersebut saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/1).
Ketika disinggung soal OSO dan Daryatmo yang mengklaim sah sebagai ketua umum Hanura, Wiranto juga enggan menanggapinya lebih jauh.
(arh)