Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memastikan stok beras DKI hingga beberapa bulan ke depan aman. Bukan hanya itu, dia juga menjanjikan harga beras per Februari mendatang telah berada pada skala harga normal.
Sebab kata dia, pada bulan Februari mendatang, beberapa daerah pemasok beras DKI dan sawah-sawah di DKI sendiri telah memasuki masa panen. Atas dasar itu, ia yakin tak akan ada lagi kendala kelangkaan beras yang menyebabkan harga pasaran melonjak drastis.
“Sekarang saya deklarasikan harga beras akan turun, akan stabil. Dan itu butuh koordinasi dan dukungan semua pihak,” kata Sandi setelah menghadiri rapat ‘open kimono’ di Gudang Stock Beras Food Station Tjipinang Jaya, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (24/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rapat koordinasi dengan BUMD cluster pangan itu sengaja diikuti Sandi untuk mendengar keadaan pangan dan melihat stok beras yang ada di sana. Dalam rapat itu, Sandi juga meminta kepastian kepada para BUMD terkait soal harga beras dan panen raya yang disebut-sebut akan berlangsung per Februari mendatang.
Sandi juga meminta kepada para BUMD untuk tidak ragu melapor jika memiliki kendala soal stok hingga penyediaan pangan. Sebab kata dia, komunikasi yang lancar dapat meminimalisasi kekurangan stok pangan.
"Bu Marina (Direktur Utama PD Dharma Jaya) kalau ada masalah ayam, cepat ngomong dong. Berbicara sehingga kita semua keroyokin. Kurang duit kek. Kurang outlet. Kurang tadi 10 ton jadi 5 ton.
Let me know. Enggak ada yang terlalu kecil kalau untuk urusan pangan, semuanya penting," kata Sandi kepada anak buahnya.
Sementara untuk beras, setelah ada jaminan datangnya panen raya, dia pun yakin harga beras akan turun.
“Kita bisa prediksi harga akan stabil, terkontrol dan masyarakat Jakarta bisa bernafas lega. Bernafas lega bahwa panen akan tiba. Dan solusi berjalan, kita utamakan produksi-produksi dari petani-petani, putra-putri bangsa kita," kata Sandi.
Soal harga dan ketersediaan beras itu pun diamani Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi. Dia menyebut harga beras memang dipastikan turun ke harga semula pada Februari mendatang.
Arief mengatakan itu semua disebabkan sentra-sentra produksi beras seperti Kudus, Demak, Bojonegoro, dan Pati akan segera memasuki masa panen. Sementara itu di Purworejo saat ini justru sudah mulai panen.
Oleh karena itu, kata Arief harga gabah yang tadinya sekitar Rp6.200 hingga Rp6.300 sudah mulai turun dan saat ini kisarannya berada di angka Rp5.900 hingga Rp5.300, sehingga harga beras diprediksi turun dari kisaran Rp12.975 menjadi Rp10.500 hingga Rp11.500.
Dilansir dari situs
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), harga beras grosir per 24 Januari 2018 ada di atas Rp11.500 per kilogram. Hanya IR-64 III yang berharga di bawahnya yakni Rp8.900.
Selain itu, dari situs yang sama, sepanjang bulan ini harga beras terus naik dari 1 Januari 2018. Cianjur Kepala yang pada 1 Januari berharga Rp13.950 terus naik, kini sejak 19 Januari lalu harganya Rp14.875.
Lalu Setra yang pada 1 Januari lalu harganya Rp13.000 terus naik, kini sejak 19 Januari alu harganya Rp13.825. Sementara itu IR-64 III pada 1 Januari lalu harganya Rp7.800, dan terus stabil sejak 9 Januari lalu Rp8.900.
(kid)