Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku akan terus melawan peredaran narkotika di DKI Jakarta. Temuan 18 kilogram prekursor di Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat menjadi pukulan bagi Pemprov DKI yang memang sedang menggalakkan pemberantasan narkotika.
"Itu di Cengkareng 18 kilogram, pukulan yah untuk DKI," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/1).
Polisi menggerebek Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (24/1). Enam orang diamankan karena kedapatan mengonsumsi narkotik saat digerebek polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penggerebekkan, polisi menemukan 18 kg prekursor atau bahan yang diduga untuk membuat narkotika. Selain prekursor, polisi juga menyita 110 gram sabu, 9 butir pil inex, dan beberapa linting ganja.
Terkait maraknya peredaran narkotika di Jakarta, Sandi pun mengaku banyak mempelajari antisipasi penyebaran narkotika dengan mencari berbagai referensi di negara lain, salah satunya lewat serial film.
"Ini
fight against drugs, kita harus lihat referensi di negara-negara lain secara spartan dan
full force menghadapi ancaman narkoba," ucap Sandi.
Sandi sering menonton serial-serial itu lewat aplikasi berbayar di ponsel pintarnya. Serial-serial itu diakui Sandi, banyak memberi pelajaran karena menceritakan tentang penyebaran narkotika berskala besar bisa masuk ke seluruh lini masyarakat.
Serial-serial itu juga memberi penggambaran bagaimana mafia-mafia memainkan peran penting dalam peredaran narkotika karena faktor kedekatan dengan pengusaha kelas kakap dan tokoh penting negara.
"Saya untuk masalah (narkotika) ini sengaja (nonton) di Netflix. Kan lagi populer itu
Narcos, War Again Drugs, El Chapo. Ini kelihatan sekali teknik bekerja mereka (pengedar narkoba) dimainkan oleh pengusaha kelas kakap, bahkan yang dekat dengan politisi-politisi," ucap Sandi.
"Di film itu kita diberi tahu, meski agak didramatisir yah, tapi itu yang harus kita pelajari," kata Sandi.
Lebih lanjut kata Sandi, untuk memerangi narkotika ini tak hanya bergantung pada aparat kepolisian atau pemerintah. Sandi menilai, seluruh lapisan masyarakat harus ikut berpartisipasi melawan kejahatan narkotika.
"Pokoknya aparat maupun masyarakat semua harus say no to drugs," katanya.
Karena itu, Pemprov dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI sudah melakukan kesepakatan dalam pencegahan dan pemberantasan narkotika. Salah satu kesepakatan kedua pihak, yakni tidak memberi ampun kepada bandar yang melawan saat ditindak.
"Semua kita nyatakan perang terhadap narkoba, dan kita sudah canangkan semua kepada BNN Provinsi DKI bahwa untuk bandar yang melawan kita langsung 810 (mati) kan," kata dia.
(osc/gil)