Dua Cagub Jatim Tanggapi Tewasnya Guru Usai Dipukul Siswa

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Feb 2018 06:10 WIB
Khofifah menekankan pada misi Presiden Jokowi soal Revolusi Mental, sementara Gus Ipul meminta Dinas Pendidikan Jatim mengevaluasi proses KBM di kelas.
Tanggapi kasus siswa aniaya gurunya hingga tewas, Khofifah menekankan pada misi Presiden Jokowi soal Revolusi Mental, sementara Gus Ipul meminta Dinas Pendidikan Jatim mengevaluasi proses KBM di kelas. (Detikcom / Rois Jajeli / CNN Indonesia / Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menanggapi kasus dugaan murid yang memukul gurunya hingga tewas di Sampang Madura Jawa Timur.

Khofifah menyampaikan bahwa kasus tersebut harus menjadi pembelajaran serius bagi semua instansi pendidikan. Sekolah, tak boleh hanya fokus pada persoalan disiplin ilmu pengetahuan. Tetapi juga harus membenahi moral dan perilaku anak. 

“Ini pekerjaan rumah kita bersama. Mendidik anak jangan hanya sekadar transfer knowledge. Tetapi juga transfer of attitude. Sehingga anak tidak hanya menguasai disiplin ilmu pengetahuan. Tetapi juga memiliki akhlak yang baik,” ujar Khofifah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mantan Menteri Sosial itu mengakui, persoalan moral dan akhlak masih menjadi problem serius pendidikan di Indonesia. Sekolah, kadang hanya fokus membuat anak pandai. Namun abai terhadap perilaku dan moral mereka. Karena itu, seringkali banyak anak pandai namun tidak memiliki akhlak yang baik.

“Itu kenapa Pak Jokowi (Presiden) selalu menekankan revolusi mental (karakter). Ini karena masih ada problem karakter di anak-anak kita. Anak harus diberi pendidikan moral. Sehingga dia bisa hormat kepada orang tua, hormat kepada guru dan hormat kepada yang sudah sepuh (tua),” kata Khofifah. 

Khusus mengenai proses hukum terhadap pelaku, Khofifah juga berharap polisi menggunakan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Ini karena yang bersangkutan masih berstatus anak. 

“Pada proses hukum selanjutnya. Perlu juga ada psikososial teraphy (pemulihan psikologi). Ini penting agar kasus tersebut tidak memunculkan trauma,” ucap Khofifah. 

Pemulihan psikologi ini, lanjut Khofifah bukan hanya untuk pelaku. Tetapi juga keluarganya dan bahkan keluarga korban. Tujuannya, kasus penganiayaan tersebut tidak lantas mengantui pikiran mereka yang pada akhirnya memunculkan trauma dan bahkan dendam.

“Namanya trauma bisa muncul kapan saja. Maka ini harus ikut ditangani. Bisa dari Pemkab Sampang sendiri. Atau kalau tidak ada ya dari pemeritah provinsi,” ujar Khofifah. 

Terhadap keluarga korban, Khofifah juga menyampaikan turut berbelasungkawa. “Mudah-mudahan keluarga yang ditinggal tabah. Dan untuk korban, semoga khusnul khotimah,” ucap Khofifah.


Sementara itu, Gus Ipul mengaku prihatin dan menyayangkan penganiayaan seorang murid terhadap guru di Sampang, Madura, yang berujung kematian. Ia meminta polisi mengusut dan menindak tegas yang bersalah atas kasus itu.

Selain itu, pria yang juga menjabat Wakil Gubernur Jatim saat ini meminta Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk mengevaluasi proses belajar-mengajar di sekolah tersebut sehingga kejadian serupa tidak terulang.

"Tentu saya prihatin sekaligus sedih karena kejadian ini berlangsung di sekolah, tempat menuntut ilmu dan akhlak. Dinas Pendidikan Provinsi harus melakukan evaluasi," kata Gus Ipul. 

Evaluasi diarahkan untuk memperbaiki, atau membuat peraturan, tentang hubungan guru dan murid agar kejadian kekerasan tidak terulang lagi.

“Untuk kasus hukumnya, biar pihak kepolisian mempelajari dan mengusut tuntas kasus itu,” kata Gus Ipul.

Kejadian kekerasan murid menimpa guru Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura. Guru yang menjadi korban itu bernama Ahmad Budi Cahyono, meninggal dunia di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sebelumnya, almarhum mengalami tindak kekerasan dari seorang murid, berinisial HI.

Insiden berawal dari ruang Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun,  Kamis 1 Februari 2018 kemarin. Budi mengajar mata pelajaran Seni Rupa sekitar pukul 13.00 WIB.

Versi cerita yang beredar di media, siswa HI disebut-sebut tidak fokus memperhatikan materi pelajaran yang diajarkan. Guru Ahmad Budi Cahyono menegur siswa itu. 

Namun kejadian itu justru memicu perselisihan antara keduanya. Disebut-sebut siswa HI memukul almarhum. Setelah pulang ke rumah, korban ternyata mengalami pingsan kemudian dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Korban diduga mengalami mati batang otak dan meninggal dunia.

Polisi sendiri telah menetapkan HI sebagai tersangka,, dan telah diamankan pada Kamis (1/2) malam. (dik/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER