Jakarta, CNN Indonesia -- Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup DKI Blessmiyanda mengatakan konsep rumah susun (rusun) hibrida yang rencananya dibangun di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara akan mengedepankan prinsip ramah lingkungan, antara lain dengan penyediaan ruang terbuka hijau.
"Bangunannya itu
environmental friendly. Jadi (rusun hibrida) yang menyelesaikan permasalahan selama ini orang hanya menata luarnya saja," ujar Blessmiyanda saat dihubungi, Rabu (14/2).
Desain rusun hibrida, kata Blessmiyanda, adalah
green building. Misalnya, seminimal mungkin menggunakan listrik dengan tidak menggunakan lift.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusun hibrida juga akan memiliki sistem daur ulang air dan merancang konsep pertanian di perkotaan.
"Air yang sifatnya bukan air got, air mandi, diolah kembali untuk penyiraman taman. Jadi, ada air bersih yang dipakai mandi, cuci, kakus, ada juga air yang sifatnya dipakai menyiram tanaman," kata Blessmiyanda.
Hal itu, lanjutnya, untuk mengatasi permasalahan stok air di sana.
"Sementara di daerah seperti RW 17 itu permasalahan pokoknya memang air dan masyarakat miskin di sana membeli air lebih mahal dari kita," kata Blessmiyanda.
Rusun yang diperkirakan sekitar lima lantai itu, disebutnya akan dibangun
rooftop cafe atau kafe di bagian atap bangunan.
Blessmiyanda mengatakan bahwa secara prinsip rusun hibrida berbeda dengan rusun biasa, terutama dalam memperlakukan warga calon penghuni.
Rusun hibrida, kata dia, tidak akan memindahkan warga calon penghuni, jauh dari hunian terdahulu. Dia mencontohkan warga di permukiman kumuh, miskin, dan padat di RW 17 Kelurahan Penjaringan, yang akan dipindahkan di RW yang sama.
"Kalau rusun yang kemarin dibangun itu kan mencabut masyarakat (dari tempat asalnya)," ujarnya.
Rusun itu akan dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan tidak menggunakan APBD. Disebutkan, rusun itu akan dibangun di atas lahan seluas 10 hektar milik Pelindo.
Namun, Blessmiyanda belum bisa memastikan kapan pembangunannya dimulai karena masih berkoordinasi dengan Dinas Perumahan DKI, Human Cities Coalition (HCC) selaku organisasi non-pemerintah yang membantu pembangunan rusun, serta perusahaan cat AkzoNobel (Dulux).
Soal anggaran pun, Blessmiyanda mengaku belum tahu.
"Wah, saya kalau bicara teknis belum begitu tahu karena itu kan masih suatu konsep. Saya enggak paham nilai rupiahnya," ujarnya.
(wis)