Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo tak berkomentar banyak mengenai dugaan 'kejar setoran' menjadi alasan kembali terjadinya kecelakaan infrastruktur di Indonesia pagi ini.
Pada Selasa (20/2) dini hari WIB, bagian dari tiang pancang tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu (Becakayu) di Jakarta ambruk.
"Ini yang mau dievaluasi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono," ujar Jokowi singkat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kembali terjadinya kecelakaan dalam proyek, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik percepatan pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi yang seperti 'kejar setoran' tanpa mengutamakan keselamatan, keamanan, serta kenyamanan penggunanya.
Jatuhnya bagian tiang Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) adalah kejadian kedelapan ambruknya proyek infrastruktur dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Sejumlah kejadian sebelumnya juga mengakibatkan korban baik luka maupun korban jiwa.
Atas dasar itu, YLKI mendesak pemerintah mengaudit ulang pembangunan infrastruktur. Desakan serupa disampaikan Komisi V DPR selaku mitra kerja Kemenpupera.
Dugaan sementara, kecelakaan Becakayu diduga terjadi karena kelalaian dalam Standar Prosedur Operasional (SOP).
 Garis polisi melintang membatasi wilayah tempat kejadian perkara bagian tiang tol Becakayu yang ambruk, Senin (20/2). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Mengenai hal itu, Jokowi menuturkan, Menteri PU-Pera Basuki yang berwenang mengevaluasi pembangunan. Sehingga, pagi tadi ia meminta Basuki benar-benar mengawasi pembangunan terutama yang berkonstruksi tinggi.
"Memerlukan pengawasan rutin, ketat, dan kami harapkan kesalahan karena kelalaian, mendirikan, dan yang mendukung benar-benar terawasi," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menyadari pembangunan infrastruktur merupakan pekerjaan besar, banyak, dan memerlukan ketelitian. Jokowi menegaskan, pengawasan tidak boleh dilakukan sambil lalu.
"Apapun yang dikerjakan secara normal, cepat, semuanya butuh manajemen kontrol yang detail," kata Jokowi.
(kid)