Novel melanjutkan, dirinya pernah diberitahu anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang melakukan investigasi dan menemukan indikasi pelaku. Dia menerima foto orang yang diduga pelaku. Novel kemudian mengirim foto itu ke adiknya untuk diperlihatkan kepada beberapa orang yang pada saat kejadian ada di sekitar lokasi. Hasilnya, banyak orang yang mengenali foto tersebut.
"Mereka meyakini orang tersebut sebagai pelaku (pengintai atau eksekutor). Foto tersebut kemudian saya berikan kepada Kapolda dan Rudy (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya). Kejadian sekitar tanggal 19 April 2017," kata Novel.
Novel pun menyebut soal dugaan keterlibatan jenderal ketika diwawancara majalah berita
Time pada 10 Juni 2017. Kepada majalah ternama asal Amerika Serikat tersebut Novel menduga ada jenderal yang terlibat. Dirinya meyakini dugaan keterlibatan jenderal lantaran 2 bulan penyelidikan kasusnya tak memperlihatkan perkembangan berarti. Namun, dalam pemeriksaan polisi di Singapura itu Novel pun bungkam saat ditanya soal sosok jenderal tersebut.
Pada 5 Agustus 2018 Anggota Tim Advokasi Novel, Alghiffari Aqsa, mengatakan nama jenderal baru akan diungkapkan Novel bila dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Atas permintaan tersebut, Polri menolak pembentukan TGPF. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri kala itu Brigjen Rikwanto mengatakan, pihaknya tak ingin pembentukan TGPF menjadi kebiasaan dalam penanganan kasus-kasus pidana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"TGPF ini jangan dibiasakan. Nanti siapapun yang merasa agak lama penanganan kasusnya menuntut TGPF," kata Rikwanto, di Markas Besar Polri, Jakarta, 6 November 2017.
Menurut Rikwanto, penanganan sebuah kasus yang memakan waktu di kepolisian merupakan hal yang wajar. Penyidik pun, lanjut dia, tidak memiliki niat untuk memperlambat proses penyidikan kasus yang terjadi pada 11 April 2017 itu.
Jokowi Kembali Tagih PolriPresiden Jokowi pun sempat kembali menagih janji Polri menuntaskan kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel pada 3 November 2017. Dia menegaskan semua masalah harus gamblang, jelas, dan tuntas. Dia pun berkata akan memanggil Tito kembali untuk memberikan penjelasan. Namun, panggilan dari Jokowi kepada Tito tak kunjung terdengar.
 Joko Widodo.. (CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Dua pekan kemudian, 24 November 2017, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis mendatangi Gedung KPK untuk menemui pemimpin lembaga antirasuah itu dan memberikan keterangan pers secara bersama-sama.
Idham menyatakan, pihaknya telah mengantongi ciri-ciri dua terduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap Novel. Dari sketsa wajah yang ditunjukkan Idham, salah satu terduga pelaku memiliki ciri-ciri berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara terduga pelaku lainnya berambut gondrong berkulit putih.
Pada awal Desember 2017, kepolisian menggandeng Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melacak identitas pelaku penyiraman air keras. Namun hingga kini upaya tersebut juga belum membuahkan hasil.
Awal Januari silam, Polda Metro Jaya telah menyebarkan empat buah sketsa wajah terduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap Novel ke seluruh markas kepolisin satuan wilayah. Meski belum diketahui identitasnya, keempat nama tersebut telah dinyatakan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias berstatus buronan.
Selain itu, Polda Metro Jaya juga membuka saluran telepon siaga (hotline) bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan atau identitas dari terduga pelaku yang ada pada sketsa itu yakni 081398844474.
Namun, menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, polisi belum mendapatkan informasi yang cukup berarti dari ribuan penelepon yang telah menghubungi nomor tersebut.
Kini, Novel akan kembali ke Indonesia setelah selama 10 bulan menjalani perawatan mata kiri di Singapura.
Dalam sebuah video yang diterima
CNNIndonesia.com dari Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Novel menegaskan bahwa Tuhan akan menunjukkan jalan kebenaran bagi dirinya, walaupun sejumlah pihak berupaya menutupi peristiwa yang ia alami.
Dia mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari aktivis, aparat penegak hukum, dan pegiat antikorupsi tetap fokus dan berani.
"Jangan takut, jangan ragu, tetap semangat karena tidak akan ada keburukan yang kita peroleh," katanya.
Novel juga sempat mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan dan doa, serta kepada Presiden Joko Widodo yang telah membantu pengobatannya selama di Singapura.
"Segala hal yang telah terjadi adalah suatu kebaikan yang itu takdir Allah dan pasti baik. Saya tidak berpikir bahwa hal ini suatu yang buruk. Terima kasih," kata Novel di akhir video.
(kid/sur)