Korban Terorisme Berharap Silaturahmi Bisa Kikis Kebencian

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Senin, 05 Mar 2018 23:44 WIB
Salah satu korban aksi teror bom Thamrin, Dwi Rhomdoni meyakini acara silaturahmi dengan napi kasus terorisme bisa menciptakan rekonsiliasi.
Salah satu korban bom Thamrin Dwi Romdhoni saat menjalani perawatan beberapa waktu lalu. Dwi berharap pertemuan korban dengan napi terorisme bisa mengikis kebencian. (Dok.Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dwi Siti Rhomdoni, salah satu korban aksi teror peledakan bom di Jalan MH Thamrin pada Januari 2016 silam menilai pertemuan dengan narapidana kasus terorisme dalam acara Silaturahmi Kebangsaan NKRI 2018 pada 26-28 Februari lalu bisa mengikis kebencian dari pihak korban.

"Saya berharap bisa tercipta perdamaian, mengikis kebencian yang masih tersisa, bisa saling memaafkan," kata Dwi kepada CNNIndonesia.com, kemarin malam.

Acara Silaturahmi Kebangsaan NKRI 2018 difasilitasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Acara itu, Dwi menuturkan, dibuat dengan matang dan turut melibatkan perwakilan korban teroris. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat acara berlangsung, Dwi mengaku sempat merasa kaget ketika pertama kali bertemu dengan para narapidana terorisme yang hadir dalam jumlah banyak.

Dwi yang biasa dipanggil Dwieky menambahkan, dirinya tidak mengetahui perasaan teman-temannya sesama korban aksi teroris. Meski demikian dia meyakini acara itu bisa menciptakan rekonsiliasi antara korban dan napi terorisme. 

"Semoga dan harapan saya acara seperti ini proses menuju perdamaian dan kesatuan dapat terwujud dengan penuh kesadaran dan keikhlasan," tutur Dwi.

Lebih dari itu, Dwi memberi saran kepada pemerintah selaku penyelenggara acara agar ke depannya terus mendorong pemenuhan hak-hak orang-orang yang menjadi korban langsung maupun tidak langsung dari aksi terorisme.

Pemenuhan hak-hak itu, menurut dia harus dibarengi dengan pendampingan dan pengawasan agar korban tidak terbentur dengan regulasi.

"Karena regulasi yang ada biasanya sering membingungkan pihak korban yang selama ini pernah dicoba dilakukan," ujar dia.

Dwi juga berharap pemerintah memberikan pelatihan keterampilan tambahan kepada korban, misalnya dalam bentuk pelatihan kewirausahaan atau memberikan kesempatan bekerja kembali bagi korban yang sudah tidak bekerja lagi pasca kejadian.

Hal-hal tersebut, kata dia, diperlukan agar korban menjadi percaya diri dan mampu hidup lebih baik di masa depan.

Sebelumnya, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan forum silaturahmi antara korban, keluarga korban, dan narapidana kasus terorisme bertujuan untuk mengurangi aksi terorisme di Indonesia.

"Supaya menebar kebaikan, jangan lagi ada korban-korban semacam ini, dari pelaku tolong ingatkan kepada masyarakat jangan lagi berbuat [seperti] kelompok radikal. Yang menjadi korban kita sendiri," ujar Suhardi, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (7/2).

Suhardi menjelaskan, dalam forum tersebut para mantan narapidana terorisme bisa melihat korban-korban akibat aksi terornya yang sebenarnya adalah masyarakat Indonesia sendiri.

Sementara, korban bisa menyampaikan pemikirannya tentang pengalaman terkait efek aksi teror terhadap warga.

Suhardi menyadari bahwa tak semua korban maupun keluarga korban bisa dengan mudah memaafkan para pelaku teror tersebut. Namun, ia menyatakan, forum silaturahmi tersebut merupakan langkah tepat bagi para korban untuk bisa memaafkan para pelaku.

"Apa kita mau cuma memendam dendam? Kan life must go on. Artinya, kita harus kembali [kepada] realitas, kita hadapi," ujar Suhardi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER