Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III/Siliwangi Letkol Desi Ariyanto mengatakan Sungai Citarum telah tercemar pestisida. Kandungan logam berat juga mencemari sungai yang pernah menjadi primadona karena kejernihannya itu.
"Ada kandungan logam berat juga karena sungai tercemar pestisida. Ada tanaman enceng gondok dan juga terjadi sedimentasi akibat tempat pemancing yang ambrol," kata Desi Ariyanto saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (5/3).
Kodam Siliwangi menggalakkan program "Citarum Harum" untuk merevitalisasi Sungai Citarum agar bisa kembali normal. Langkah awal program ini membersihkan Danau Cisanti, Bandung Selatan, yang merupakan hulu dari Citarum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terhitung mula tanggal 1 Desember 2017, Kodam Siliwangi mengerahkan 400 personel untuk merevitalisasi Danau Cisanti. Menurut Desi, butuh waktu 1 bulan untuk membersihkan Danau Cisanti.
Desi Ariyanto mengatakan, sebelum diadakan pembersihan, Danau Cisanti sangat kotor dan tidak teratur. Hingga kini pihaknya telah mengangkut 30 ton sampah dari Danau Cisanti.
Desi menyebut, pihaknya juga melakukan beberapa perubahan agar Danau Cisanti bisa menjadi tempat wisata bagi wisatawan. Bahkan, wisatawan bisa menggunakan
Landing Craft Rubber (LCR)/ perahu karet) milik TNI agar bisa pelesiran di tengah danau.
"Kalau masuk di sana dulu bayar Rp10 ribu, sekarang tidak bayar. Prajurit jaga di sana," kata Desi.
Pihaknya membangun barak yang bisa menampung para prajurit untuk menjaga kebersihan Danau Cisanti. Meskipun operasi pembersihan di Danau Cisanti telah usai, Desi menyebut timnya masih bersiaga untuk menjaga danau yang konon menjadi tempat semedi Prabu Siliwangi.
"Mereka tidur di sana. Bahkan sekarang sudah ada barak khusus untuk prajurit yang jaga di sana," ujar Desi.
Tanam 300 Ribu PohonDesi mengatakan tugas TNI dalam merevitalisasi Danau Cisanti tidak hanya membersihkan sampah. Prajurit TNI juga melakukan penanaman bibit pohon di sekitar Danau Cisanti.
Penanaman 300 ribu pohon di antaranya Rasamala, Puspa, Mangled, serta Damar yang bersifat ekologis dan ekonomis. Sebanyak 200 dari 400 personel yang membersihkan Cisanti, dikerahkan untuk menanam bibit pohon.
"200 itu mengurus Cisanti, yang 200 lagi menanam pohon sebagai bagian revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang dimulai sejak 1 Februari 2018. Di sekeliling Danau Situ Cisanti itu sudah gundul, pohon-pohon sudah habis. Jumlahnya ada 2 hektar, kami sudah menanam 300-400 ribu bibit pohon," ujarnya.
Desi mengatakan, revitalisasi tersebut merupakan salah satu fungsi TNI dalam membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah dengan menjaga sumber daya air ini. Hal ini juga yang dilakukan tentara di Korea dan Brazil.
"Korea yang membersihkan sungai itu tentara, Sungai Amazon yang menjaga itu prajurit Brazil," kata Desi Ariyanto.
[Gambas:Video CNN] (pmg)