Paguyuban Sawunggaling Minta Maaf Terkait Selawat Pancasila

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Rabu, 07 Mar 2018 02:22 WIB
Dalam forum mediasi bersama pejabat daerah dan tokoh agama, Paguyuban Sawunggaling meminta maaf atas selawat Pancasila yang dilakukannya.
Ilustrasi pembacaan selawat. Paguyuban SAwunggaling disebut minta maaf atas selawat Pancasilanya. (Foto: Dok. Aditya Fajril Nugroho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Paguyuban Sawunggaling meminta maaf di hadapan para pejabat daerah dan tokoh agama atas selawat Pancasila yang sempat viral di media sosial.

"Mereka juga tidak akan mengulangi lagi. Mereka mengatakan permohonan maaf secara terbuka pada saat kegiatan pertemuan itu," kata Kapolsek Lakarsantri Kompol Dwi Heri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (6/3).
Hal itu terungkap dalam mediasi yang digelar oleh Polsek Lakarsantri, Surabaya. Para pihak yang hadir adalah Camat, Danramil, penasihat MUI, Plt. Lurah Lidah Wetan, Ketua LPMK Lidah Wetan, dan perwakilan dari Paguyuban Sawunggaling, di Surabaya, belum lama ini.

"Video ritual kebangsaan dari Paguyuban Sawunggaling ternyata mendapat respon dari ulama di kecamatan Lakarsantri, maka kami melakukan mediasi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolsek mengaku mediasi itu penting demi menghindarkan isu itu ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kami terus melakukan pemantaun atas dampak-dampak yang mungkin terjadi setelah mediasi. Kami harap kasus ini tidak akan terjadi lagi," ujar Dwi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim Jatim Kombes Frans Barung Mangera menuturkan pihaknya masih berkoordinasi dengan MUI dan melakukan penyelidikan terkait video yang beredar di media sosial mengenai Selawat Pancasila.

"Kita lakukan lidik mengenai video dengan bacaan salawat yang menyimpang dan kita minta pendapat ke MUI," tuturnya, Selasa (6/2).

Masyarakat Surabaya dihebohkan dengan beredarnya video beberapa orang membaca selawat. Selawat tersebut menambahkan kata Pancasila, Nusantara, dan Indonesia.

Video yang berdurasi sekitar 5 menit ini menampilkan sekelompok orang melakukan sebuah ritual dengan mengelilingi bendara merah putih dan beberapa benda pusaka, serta diterangi oleh lilin dengan bacaan salawat yang menyimpang.
Selawat tersebut berbunyi, "Shallallahu 'Ala Pancasila, Shallallahu 'Ala Nusantara, dan Shallallahu 'Ala Indonesia". Padahal, bacaan sholawat seharusnya adalah, "Shallallahu 'Ala Muhammad". Kabarnya lokasi ritual tersebut berlangsung di kawasan Lakarsantri, Surabaya, Jatim. (dik/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER