Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto alias Setnov mengaku sempat mengkonfirmasi uang e-KTP sebesar US$500 ribu ke politikus PDI Perjuangan Pramono Anung. Ia mengkonfirmasi hal itu sekitar tiga atau empat bulan yang lalu di acara pejabat di Solo, Jawa Tengah.
Saat ditanya oleh Setnov ketika itu, Pramono justru balik bertanya.
"Terakhir di Solo saya tanya 'Mas bener enggak itu? (terima duit)'. 'Yang mana ya?'. Katanya," ujar Setnov mengulang percakapnnya dengan Pramono dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (22/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Pramono, Setnov juga sempat bertemu dengan Ganjar Pranowo di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Di sana ia sempat berbincang dengan Ganjar soal persidangan e-KTP yang saat itu sedang berlangsung.
Namun Setnov mengaku belum sempat mengkonfirmasi dugaan uang yang masuk ke Ganjar.
Hal ini ia katakan menjawab pertanyaan hakim.
"Ganjar Pranowo ketemu di Ngurah Rai Bali, di situ saudara mengatakan jangan galak?" tanya hakim.
"Belum yang mulia," jawab Setnov.
"Soal e-KTP saudara mendapatkan laporan Ganjar soal jangan galak-galak, pendapatnya?" tanya hakim.
"Enggak ada yang mulia," jawab Setnov.
Selanjutnya di tengah-tengah persidangan hakim kembali mengkonfirmasi satuan dollar yang diterima anggota dewan. Setnov pun meralat bahwa uang yang diterima dewan dalam nominal Dollar Singapura.
"Kalau kepada pihak yang lain Olly yang diberikan kepada 500 ribu dolar ke Puan dan pak Pramono itu 500 itu dolar Singapura atau Amerika?" Tanya Jaksa meminta penegasan.
"Kalau enggak salah US dolar," jawab Setnov.
"Karena saudara ragu-ragu antara Singapura atau Amerika," lanjut hakim.
"Jadi Singapura atau Amerika?" lanjut hakim.
"Iya saya ragu-ragu," jawab Novanto lagi.
"Singapura," tutup Setnov mengklarifikasi.
Sebelumnya Setnov membeberkan Pramono Anung dan Puan Maharani turut kecipratan duit dari proyek e-KTP. Informasi penerimaan uang kepada dua politikus PDIP itu didapat dari Direktur PT Delta Energy Made Oka Masagung saat melakukan pertemuan di rumah Setnov bersama Andi Agustinus alias Andi Narogong, serta keponakan Setnov, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo.
Dari laporan Oka, baik Pramono maupun Puan masing-masing disebut menerima US$500 ribu. Pramono diketahui menjadi Sekretaris Kabinet, dan Puan menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
Selain keduanya, Setnov juga mengungkapkan pihak lain yang turut kecipratan duit proyek e-KTP. Mereka di antaranya mantan pimpinan Komisi II Ganjar Pranowo dan Chairuman Harahap, serta mantan pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR di antaranya Melchias Marcus Mekeng, Tamsil Linrung, dan Olly Dondokambey.
(osc/sur)