Media Sosial Jokowi, Antara Pencitraan dan Komunikasi Publik

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 09:13 WIB
Media sosial Presiden Joko Widodo dinilai bukan sebagai alat pencitraan. Ada pesan yang tertentu yang ingin disampaikan Jokowi lewat media sosial.
Presiden Jokowi beserta anaknya, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution menonton film Dilan 1990 di salah satu mal kawasan Jakarta Pusat. (ilustrasi/Biro Pers Setpres/Kris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keaktifan Presiden Joko Widodo dalam media sosial (medsos) ditanggapi beragam oleh warga internet (warganet). Hampir di setiap unggahan, perdebatan terjadi, antara tudingan pencitraan dan dukungan kepada Jokowi.

Praktisi Komunikasi Publik Charles Bonar Sirait berpendapat media sosial menjadi salah satu alat bantu Presiden berkomunikasi dengan masyarakat, dan belum dapat dikategorikan sebagai sarana pencitraan. Misalnya, ketika Jokowi melalui video ringan berlatih tinju, bersama satwa di Istana Bogor, dan bermain dengan cucu.

"Pencitraan itu bermacam-macam. Itu (Vlog) komunikasi kepada publiknya. Presiden juga ingin menunjukkan dia sebagai manusia juga memiliki waktu libur, perlu olahraga," ujar Charles kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencitraan, kata Charles, sering dinilai negatif di Indonesia. Tetapi, pada dasarnya masing-masing manusia memiliki citra dan itu memang perlu dibuat.

Ia menyatakan pencitraan merupakan bagian komunikasi publik dan setiap orang pasti memiliki penilaian sendiri terhadap hal itu.

"Di Indonesia kerap diinterpretasikan pencitraan untuk ngetop. Itu salah. Banyak juga yang begitu tapi pesannya tidak sampai ke masyarakat," ucapnya.

Presiden bersama tim dinilai Charles telah berkomunikasi dan menggunakan media sosial dengan baik sebab mengemas sejumlah pesan dalam video sederhana dan tetap menegaskan posisinya.

"Ada tokoh setiap hari buat vlog tapi saya bingung pesannya apa dan tidak memperkuat positioning dia. Kalau presiden karena meski bertinju dan sebagainya, itu jelas dia presiden yang lagi santai," kata Charles.

Di sisi lain, Charles menilai video-video itu dibuat karena Jokowi dan tim melihat ruang yang sesungguhnya dibuat masyarakat. Media sosial disebut pada dasarnya memungkinkan orang berbuat segala hal.

"Ini juga karakter masyarakat. Kalau tidak ada yang suka enggak ada yang buat. Ruang itu dibuka masyarakat dan tinggal urusan kreativitas," tuturnya.

Media sosial tak hanya digunakan untuk memamerkan hasil kerja. Mantan Wali Kota Solo ini beberapa kali merespons video viral yang langsung tak langsung ditujukan kepadanya.

Beberapa hari lalu, ia mengirimkan sebuah kursi roda bagi Bulan Karunia Rudianti setelah mengetahui surat permintaan tulisan tangan yang diunggah di Instagram.

Juru Bicara Presiden Johan Budi sebelumnya mengatakan Presiden langsung meminta Menkes Nila Moeloek mengirimkan tim ke rumah Bulan setelah sekretaris pribadinya memperlihatkan surat itu.

Contoh lainnya ketika Jokowi mengirimkan bantuan pelengkapan sekolah seperti tas, sepatu, seragam, buku, alat tulis, dan perlengkapan bekal ke pedalaman Kalimantan setelah melihat video tiga anak berpakaian seragam lusuh meminta bantuan Presiden.

Charles berpendapat media sosial memudahkan Bulan atau siapapun dalam menyampaikan pesannya terutama kepada Presiden.

"Kalau (kirim surat) lewat Istana dulu mungkin lama. Kemudian potong jalur birokrat melalui media sosial. Respons daerah seharusnya lebih cepat karena Presiden di Jakarta. Itu tanggung jawab mereka di daerah," kata Charles.
Charles berpendapat keaktifan serta respons Presiden Jokowi dalam media sosial dipengaruhi anak-anaknya yakni Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, terutama Kaesang Pangarep yang aktif di media sosial.

Kaesang lebih dahulu kerap membuat vlog dan Jokowi beberapa kali muncul di sana. Ketiga anaknya juga acap kali membalas komen warganet di Instagram atau Twitter.

Komentar itu tak jarang menjadi hiburan sendiri bagi warganet sebab disampaikan sederhana dan ringan termasuk ketika menanggapi kritikan bahkan cacian.

"Pak Jokowi tentu sangat terbantu dan itu wajar. Kalau saya Pak Jokowi, anak saya menjadi orang pertama yang saya tanya dan teman diskusi (mengenai hal berkembang di media sosial)," ucap Charles.

Tahun lalu, Jokowi tampil bersama Kaesang dan Kahiyang dalam sebuah vlog yang memperlihatkan mereka sedang menelepon Neisha, seorang anak di Manado.

Neisha sempat viral karena menangis tidak dapat bertemu Presiden ketika kunjungan kerja ke Manado. Jokowi akhirnya merespons itu setelah melihat video yang viral di Youtube dan Instagram.

Keberadaan Kaesang dan Kahiyang di sana dinilai menunjukkan peran mereka sebagai pegiat sosial kepada Jokowi.

"Menurut saya sebuah keuntungan Pak Jokowi memiliki anak pegiat media sosial. Sangat menguntungkan," tutur Charles.
(ugo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER