Jakarta, CNN Indonesia -- Presidium Rakyat Menggugat yang berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR untuk menolak Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) menganggap Presiden Joko Widodo sudah berpihak kepada rakyat. Sebab, ia menolak menandatangani UU tersebut.
"Prosesnya (pengesahan) saya dengar bermasalah. Presiden tidak tanda tangan. Presiden menunjukkan bersama rakyat. Biarpun secara peraturan itu bakal berlaku. Presiden mendengar keresahan dalam masyarakat," kata Koordinator Humas Presidium Rakyat Menggugat Bobby Indroharto, di lokasi unjuk rasa, di depan gedung DPR-MPR, Jakarta, Jumat (23/3)
Ia juga memandang tidak semua anggota DPR setuju dengan UU Nomor 2 Tahun 2018. Menurutnya, masih ada anggota yang tidak setuju dengan hak imunitas parlemen karena dianggap mengancam kebebasan berpendapat, termasuk membatasi kritik masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan bertemu untuk siapapun yang setuju bahwa undang-undang ini tidak logis kita akan temui. Saya yakin ada anggota DPR yang masih punya nurani. Saya juga tahu siapa anggota dewan yang tidak setuju dengan MD3," ujar Bobby.
Ia mengatakan massa akan bertahan di depan Gedung DPR/MPR sampai ada perwakilan dari DPR/MPR untuk menemui massa. Bobby menegaskan pihaknya akan merangsek masuk ke dalam gedung apabila tidak anggota dewan ada yang akan menemui massa.
"Kami pasti sampaikan (aspirasi). Kalau tidak ada sampai jam 18.00 WIB kami lanjutkan sampai mereka dengar. Kalau tidak didengar kami akan masuk ke dalam," kata Bobby.
 Presidium Rakyat Menggugat melakukan aksi menolak UU MD3 di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 15 Maret 2018. ( Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Dia juga memastikan bahwa Presidium Rakyat Menggugat tidak terafiliasi dengan partai politik mana pun.
"Kami benar-benar gerakan murni. Ini bukan pesanan. Ini benar-benar kami yang peduli berdemokrasi yang bersatu untuk memperjuangkan," ujar Bobby.
Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono menyebut bahwa jumlah pendmo kurang lebih 200 orang saat tiba di lokasi pukul 13.20 WIB.
Untuk mengamankan unjuk rasa, polisi menyiagakan 606 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, dan Polsek Tanah Abang. Polisi disebarkan di beberapa titik untuk mengamankan demonstrasi dan terkonsentrasi di pintu keluar dan pintu masuk gedung DPR-MPR.
Lempar TomatMassa membawa sejumlah poster yang bertuliskan "UU MD3 nyusahin Masyarakat, "UU MD3 Cuma Sentimen Pribadi", atau "Rakyat Pasti Menang, Reformasi Sampai Mati. Lawan, Tolak, Merdeka. Kami Menolak dan Musnahkan MD3."
Massa beberapa kali terlihat menggoyangkan pagar di pintu masuk utama, Gedung DPR/MPR. Bahkan beberapa demonstran ada yang naik ke pagar, sembari melempar tomat ke dalam area Gedung DPR/MPR.
Lukman mengatakan akan memfasilitasi apabila massa ingin bertemu dengan anggota MPR/DPR. Akan tetapi, Lukman menyebut anggota DPR/MPR sedang tidak ada di tempat. Oleh karena itu, Lukman menyebut DPR/MPR akan diwakilkan oleh Humas DPR/MPR.
(arh/wis)