NasDem Sesalkan Tekanan Pemprov DKI ke Awak Media

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 20:24 WIB
Anggota DPRD DKI Bestari Barus menyebut penutupan Hotel Alexis tak sepatutnya dirahasiakan jika memang sudah memenuhi persyaratan administrasi.
Gedung Hotel Alexis, Jakarta. (CNNIndonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Fraksi NasDem di DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mencoba 'menekan' awak media terkait bocornya informasi soal penutupan Alexis.

Bestari pun mengaku sangat menyayangkan disharmoni antara awak media dengan Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Anies Baswedan.

"Saya menyesalkan terjadinya disharmonisasi antara awak media dengan unit kerja Pemprov DKI terkait rencana penutupan Alexis itu," kata Bestari melalui pesan singkat, Jumat (23/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, di era keterbukaan seperti saat ini harusnya tak perlu lagi ada kerahasiaan dari pemerintah kepada media dan masyarakat luas. Media, kata dia, memiliki peran penting untuk menyebarkan informasi itu kepada publik.

"Ini kan era terbuka tidak perlu ada kerahasiaan, apalagi berakhir menimbulkan kehebohan," katanya.

Jika secara administrasi kebijakan itu sudah memenuhi syarat, menurut dia publik dapat mengetahuinya.

"Syaratnya sudah lengkap untuk melakukan penutupan kegiatan usaha maka sepertinya harus juga diketahui publik," kata dia

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengaku geram dengan rencana penutupan Hotel Alexis yang bocor ke media. Melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembanguan (TGUPP), Anies pun 'memburu' pembocor dimaksud.

Naufal Firman Yusak, anggota TGUPP, ajudan, sekaligus mantan Tim Sukses Anies-Sandi, menindaklanjutinya dengan meminta kepada seorang wartawan rekaman pembicaraan antara awak media dengan Wakil Kepala Satpol PP Hidayatullah dan Kepala Bidang Industri Pariwisata, Disparbud DKI Toni Bako.

Keduanya merupakan pihak Pemprov DKI yang berhasil dikonfirmasi awak media perihal informasi penutupan Alexis yang beredar.

Wartawan yang dihubungi Naufal itu mengaku merasa diintimidasi.

"Saya bilang saya tidak mau diintimidasi, saya katakan ke dia, dengan dia meminta dan menghubungi berkali-kali itu adalah bentuk intimidasi. Kalau saya memberikan rekaman telepon ke dia [Naufal] itu menyalahi aturan jurnalistik," kata seorang wartawan yang enggan disebut identitiasnya, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (22/3).

(arh/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER