Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden patahnya pipa milik PT. Pertamina hingga mengakibatkan minyak bumi hasil eksplorasi mereka mencemari wilayah perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, sangat berdampak buruk terhadap ekosistem laut. Namun, perusahaan pelat merah itu enggan disalahkan secara sepihak dan menyatakan insiden itu terjadi dipicu faktor eksternal.
Pernyataan itu disampaikan oleh Manajer Komunikasi dan Relasi Pertamina Area Kalimantan, Alicia Irzanova ketika diwawancara oleh
CNN Indonesia TV, Kamis (5/4). Dia menyatakan PT Pertamina sampai saat ini justru dirugikan dan belum bisa dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas insiden itu.
"Kami adalah pihak yang dirugikan. Kita melihat ada bekas tertarik dan itu akibat faktor luar," kata Alicia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Alicia, Pertamina sampai saat ini menyatakan terus melakukan segala upaya buat mencegah area terdampak tumpahan minyak supaya tidak meluas. Mereka membagi wilayah pembersihan menjadi empat zona.
Alicia mengatakan karena luasnya zona terdampak tumpahan minyak, mereka mengerahkan kapal kecil serta alat khusus seperti truk pengisap (
vacuum truck) dan
oil boom buat mencegah minyak tidak meluas.
"Kami menyesalkan putusnya pipa kami. Pipa kami selalu diinspeksi dengan durasi standar. Pipa itu masih tersertifikasi hingga 2019," ujar Alicia.
Sedangkan buat di wilayah pantai pembersihan itu dilakukan secara manual. Alicia menyatakan mereka juga dibantu oleh sejumlah perusahaan di Balikpapan yang mempunyai peralatan dan sumber daya manusia, serta kelompok masyarakat buat membersihkan tumpahan minyak itu.
Alicia menyatakan buat pemeriksaan pipa harus dilakukan dengan akurat dan peralatan khusus, karena letaknya berada di kedalaman 20 hingga 25 meter.
Alicia beralasan sampai saat ini proses penyelidikan masih berjalan dan belum ada pihak yang dianggap bertanggung jawab atas insiden itu. Sebab, investigasi itu harus dilakukan dengan melibatkan lembaga lain, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta kepolisian.
"Kami akan berusaha maksimal perairan di dekat kami bersih kembali," kata Alicia.
Insiden itu terjadi sejak Sabtu (31/3) lalu. Tumpahan minyak itu mencemari kawasan pesisir, termasuk ke perkampungan warga nelayan. Para nelayan pun kesulitan melaut, dan alur pelayaran sempat ditutup.
Akibat hal itu, sempat terjadi peristiwa kebakaran di tengah laut. Selain menewaskan lima orang, satu buah kapal juga turut terbakar walau hanya sebagiannya.
Kapal kargo MV Ever Judger 2 berbendera Panama terbakar bagian buritannya saat sedang lego jangkar di perairan Teluk Balikpapan.
Alur pelayaran yang sempat ditutup selama dua hari telah dibuka kembali pada Selasa (3/4).
(ayp/gil)