Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Hanura kubu Marsekal Madya (Purn) Daryatmo menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1, Kamis (5/4), di kantor
DPP Hanura, Bambu Apus, Jakarta Timur.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, tampak hadir Ketua Umum Partai Hanura hasil Munaslub Bambu Apus Daryatmo, Sekretaris Jendral Sarifuddin Suding dan Bendahara Umum Hanura, Benny Harnanto. Mereka tampak duduk di bangku paling depan.
Ketua Panitia Rapimnas Wisnu Dewanto mengatakan Rapimnas kali ini merupakan tindak lanjut dari hasil Munaslub kubu Daryatmo yang telah diselenggarakan pada Januari 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Rapimnas ini untuk merespon putusan sela PTUN Nomor 24/G/2018/PTUN-JKT pada tanggal 19 Maret 2018 lalu yang telah mengabulkan permohonan penundaan SK Kemenkumham Nomor M.HH-01.AH.11.01 tanggal 17 Januari 2018.
"Dengan begitu, SK Kemenkumham kepengurusan Hanura kubu Oesman Sapta Odang dengan Sekjen Harry Lontung Siregar tak berlaku lagi," kata dia.
Wisnu juga mengatakan Rapimnas hari ini sebagai ajang konsolidasi dan menjaga soliditas Partai Hanura baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Selain itu, Rapimnas berencana membahas agenda strategi Pemilihan Legislatif dan Pilpres 2019 mendatang.
"Kita bertekad berjuang menjadi partai papan atas yang solid, kuat dan merakyat melalui Rapimnas ini," kata Wisnu dalam sambutannya.
Selain itu, Wisnu mengklaim Rapimnas kali ini telah direstui oleh dewan pembina dan penasihat Partai Hanura.
Ia juga mengklaim Hanura ini dihadiri oleh 29 pengurus DPD Hanura seluruh Indonesia. Ia juga mengatakan Rapimnas ini dihadiri oleh 375 kader Hanura di seluruh Indonesia.
"Ini merupakan suasana yg kuorum, dalam penyelenggaraan dilakukan secara cermat dan tepat, dan kita sudah melakukan komunikasi dng pimpinan tinggi dengan dewan pembina dan penasehat," pungkasnya.
Sebelumnya, kepengurusan Partai Hanura terbelah antara kubu Daryatmo dan kubu Oesman Sapta Odang. Meski mantan Ketua Umum Partai Hanura yang sekaligus Menkopolhukam Wiranto sudah turun tangan, perpecahan belum terselesaikan.
(arh/gil)