Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra Fadli Zon menilai pernyataan politikus
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil yang memprediksi
Prabowo Subianto batal menjadi capres di Pilpres tahun 2019 tidak mewakili sikap politik PKS.
"Kalau ada pendapat pendapat-pendapat pribadi saya kira biasa-biasa saja," ujar Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/4).
Fadli menuturkan perbedaan pandangan di internal PKS merupakan hal yang wajar lantaran belum menentukan sikap resmi di Pilpres 2019. PKS sejauh ini masih bersikeras mempromosikan sembilan kadernya sebagai capres atau cawapres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Fadli meyakini PKS akan mengikuti langkah Gerindra untuk mengusung Prabowo. Sebab ia menilai Prabowo merupakan calon terkuat untuk melawan Joko Widodo.
Klaim Prabowo sebagai sosok paling layak menjadi capres, kata dia terlihat dari peningkatan elektabilitas. Elektabilitas Prabowo disebut semakin mendekati Jokowi pasca resmi diusung oleh Gerindra sebagai capres.
"Peluang Pak Prabowo saya kira semakin besar karena semakin naik terus dari sisi survei. Sementara petahana semakin turun. Jadi peluang Pak Prabowo menang itu sangat-sangat tinggi," ujarnya.
Di sisi lain, Fadli kembali menegaskan pencapresan Prabowo tidak terkendala oleh ketersediaan logistik. Ia membeberkan Gerindra saat ini memiliki 73 kader di DPR dan lebih dari dua ribu kader di DPRD.
Keberadaan kader di parlemen diklaim semakin memperkuat logistik Prabowo ketimbang pada Pilpres tahun 2014.
"Kami ini bukan makin kurang logistiknya, malah makin kuat," ujarnya.
Lebih dari itu, ia mengklaim Gerindra siap menerima kader PKS sebagai cawapres jika tidak ada partai lain yang bergabung untuk mendukung Prabowo. Namun ia enggan menyebut kader PKS yang potensial mendampingi Prabowo.
"Mengenai siapa orangnya belum dibicarakan. Kita tentukan dinamika, tergantung elektabilitas elektabilitas dan akseptabilitas," ujarnya.
Sebelumnya, politikus PKS Nasir Djamil memprediksi Prabowo Subianto tidak jadi maju sebagai bakal calon presiden di Pilpres 2019 karena terkendala logistik. Ia menilai posisi Prabowo akan digantikan oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Saya punya analisa itu, tiket itu akan diberikan ke orang lain. Yang paling berkesempatan untuk mendapatkan itu adalah Gatot Nurmantyo," ujar Nasir.
(dal/sur)