Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Stasiun Geofisika Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan gempa susulan yang mengguncang
Banjarnegara, Jawa Tengah, cenderung menurun.
"Berdasarkan pengamatan kami, gempa susulan cenderung menunjukkan tren menurun, baik dari segi kekuatan maupun intensitas," katanya, di Banjarnegara, Selasa (24/3) pagi, dikutip dari
Antara.
Gempa susulan terjadi pada Senin (23/4) pukul 19.54 WIB. Gempa yang berkekuatan 3,0 Skala Richter (SR) itu berlokasi di 7,19 lintang selatan dan 109,71 bujur timur atau 26 kilometer utara Banjarnegara dengan kedalaman 1 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gempa itu, menurutnya, dirasakan di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara dengan kekkuatan I Skala Intensitas Gempa (SIG) atau I-II Modified Mercalli Intensity (MMI).
"Berdasarkan informasi yang kami terima, tidak ada kepanikan warga, khususnya pengungsi saat gempa itu terjadi," aku dia.
Tim dari Posko BMKG di Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, lanjut Setyoajie, pun sudah menggelar sosialisasi mitigasi bencana di Desa Plorengan, Kecamatan Kalibening, pada Senin (23/4), pukul 17.00 WIB. Hal itu dilakukan atas dasar permintaan dari warga setempat.
Dengan kegiatan tersebut, ia berharap masyarakat dapat lebih tenang dan memahami apa yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan setelah terjadinya bencana khususnya gempa bumi.
"Dengan adanya sosialisasi tersebut, kami berharap risiko bencana dapat dikurangi," tandas dia.
Sebelumnya, Banjarnegara diguncang gempa 4,4 SR, Rabu (18/4) pukul 13.28 WIB. Gempa itu punya pusat di darat dan kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 km di utara Kebumen.
Gempa susulan terjadi pada Sabtu (21/4) pukul 04.53 WIB dengan kekuatan 2,1 SR. Gempa berikutnya terjadi pada 07.57 WIB pada hari yang sama dengan kekuatan 2,1 SR. Gempa susulan ketiga terjadi pada pukul 18.09 WIB dengan kekuatan gempa 3,4 SR.
(arh/ugo)