Asumsi Pertemuan Bogor Kompromi Politik Dinilai Terlalu Dini

Joko Panji Sasongko & Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Rabu, 25 Apr 2018 16:49 WIB
PDIP menilai pertemuan di Bogor mengindikasikan Alumni 212 sudah mau berkompromi dengan Jokowi, namun PAN menganggap asumsi itu terlalu dini untuk disimpulkan.
PDIP menilai pertemuan di Bogor mengindikasikan Alumni 212 sudah mau berkompromi dengan Jokowi, namun PAN menganggap asumsi itu terlalu dini untuk disimpulkan. (CNN Indonesia/DHF)
Jakarta, CNN Indonesia -- PDI Perjuangan menilai ada perpecahan di tubuh kelompok Persaudaraan Alumni 212. Sebagian dari mereka disebut sudah melirik Presiden Jokowi untuk pemilu 2019. Namun, PAN menganggap asumsi itu terlalu dini disimpulkan.

Hal itu menanggapi pertemuan tertutup antara Jokowi dengan sejumlah petinggi Persaudaraan Alumni 212 di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/4).

Menurut politikus PDIP Eva Kusuma Sundari, sebagian massa Alumni 212 mulai menyadari kemampuan Jokowi dalam memimpin Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Alumni] 212 sendiri kan pecah ya. Saya melihatnya sebagian dari mereka sudah paham bahwa Jokowi is a good man," kata Eva saat dikonfirmasi, Rabu (25/4).

Eva menganggap Jokowi sebagai pemimpin yang bekerja keras untuk negara. Hal itu dibuktikan lewat berbagai kebijakan yang saat ini.

Atas kerja keras Jokowi itu, Eva mengaku tidak heran jika sebagain Alumni 212 merapat ke Jokowi.

"Jadi posisi mereka sebagian sudah sadar dan merapat ke Pak Jokowi, normal," ucapnya.

Di sisi lain, Eva mengatakan pertemun itu juga menandakan ada komunikasi politik yang terbangun antara Jokowi dan pemimpin FPI Rizieq Shihab. Namun ia enggan berkomentar lebih jauh perihal komunikasi apa yang hendak dicapai oleh kedua belah pihak.

"Perkembangan yang baik, mulai ada komunikasi politik," ujar dia.

Presiden Jokowi saat bertemu sejumlah tokoh Persaudaraan Alumni 212, di Bogor, Minggu (22/4).Presiden Jokowi saat bertemu sejumlah tokoh Persaudaraan Alumni 212, di Bogor, Minggu (22/4). (Dok. Istimewa)

Terpisah, Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan menganggap terlalu dini jika mengaitkan pertemuan tersebut dengan dukungan Alumni 212 kepada Jokowi untuk Pemilu 2019.

"Apakah mengarah pada dukung mendukung, itu menurut saya terlalu awal. Terlalu dini," kata dia.

Menurut Taufik, tidak ada jaminan pertemuan itu menghasilkan dukungan kepada Jokowi. Terlebih, tidak ada pernyataan sikap dari PA 212 terkait dukungan dari pertemuan tersebut.

"Terlalu awal kalau itu dikaitkan dengan elektoral," kata dia, yang juga menjabat Wakil Ketua DPR itu.

Taufik menganggap pertemuan antara Jokowi dengan PA 212 lebih untuk menjaga kondusifitas situasi politik menjelang pilpres 2019.

"Konteksnya supaya untuk tidak ada kegaduhan yang terlalu overheat, terlalu panas, sah-sah saja. Tidak ada masalah," tuturnya.

Jokowi bertemu dengan petinggi Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, serta Front Pembela Islam (FPI), di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/4).

Jokowi mengatakan pertemuan itu hanya bentuk silaturahmi biasa. Sementara Tim 11 Ulama Alumni 212 menyatakan pertemuan tertutup di Bogor meminta Jokowi selaku kepala negara untuk mengeluarkan kebijakan menghentikan kasus-kasus yang menjerat ulama dan aktivis 212.



(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER