KPAI: UNBK Molor Pengaruhi Psikologi Anak

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Kamis, 26 Apr 2018 06:02 WIB
KPAI menilai keterlambatan pelaksanaan UNBK tak hanya membuat siswa menunggu, tapi juga membuat anak stres dan mempengaruhi psikologi mereka.
Komisioner KPAI Retno Listyarti menilai keterlambatan UNBK 2018 ikut mempengaruhi psikologi anak didik. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin atas berbagai kendala yang terjadi saat pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun ini. Khususnya, perihal kasus server down situs UNBK yang menyebabkan keterlambatan akses.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan berdasarkan laporan orang tua peserta UNBK SMP, keterlambatan UNBK mencapai 3,5 jam, bukan 30 menit seperti disampaikan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ujian sesi satu yang seharusnya dimulai pukul 7.30 WIB, molor hingga pukul 11.00 WIB. Hal itu berimbas pada ujian sesi dua dan sesi tiga yang juga menjadi terlambat. Alhasil, ujian sesi tiga berakhir sekitar pukul 18.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saja anak-anak kelelahan menunggu dan berdampak pula psikologis mereka," kata Retno melalui keterangan resminya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/4).

UNBK tingkat SMP/MTs tengah berlangsung sejak Senin (23/4) hingga Kamis (26/4).

KPAI tidak membuka posko pengaduan, tetapi mendapatkan empat pengaduan, yaitu dua dari orang tua siswa dan dua siswa. Selain itu, KPAI mengikuti pemberitaan UNBK SMP/MTs di media sosial dan media massa, baik online, elektronik dan cetak.

Retno menuturkan pengadu merupakan orang tua yang menyampaikan kekesalan atas gangguan server pusat dalam pelaksanaan UNBK SMP/MTs hari pertama sehingga sebagian besar sekolah mengalami keterlambatan memulai UNBK.

Dalam laporannya, orang tua siswa menyampaikan protes bahwa terjadi dampak psikologis anak-anak mereka yang cemas karena molornya waktu ujian yang begitu lama.

"Apa yang dipelajari semalam hilang karena anak stres dan kelelahan. Dikhawatirkan hasil UNBK-nya rendah dan berpotensi terhambat diterima saat mendaftar di sekolah pilihan si anak," kata Retno.

KPAI juga menyayangkan penjelasan beberapa pejabat Kemendikbud yang menyatakan bahwa server mereka bermasalah karena kelebihan beban.

"Kalau sudah tahu peserta UNBK melonjak drastis, mengapa Kemendikbud tidak mengantisipasi dari awal? Sehingga server anjlok mestinya tidak terjadi. Kemendikbud harusnya cara kerjanya preventif, bukan reaktif," kata Retno.

Meski begitu, KPAI mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk kualitas ujian nasional. Namun, upaya-upaya tersebut harus memperhatikan perspektif anak.

Artinya, kata Retno, potensi dampak psikologis anak juga harus menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan.

KPAI lantas menyoroti porsi 10 persen soal UN yang sulit karena berstandar high order thinking skill (HOTS). Retno meminta agar ke depannya Kemendikbud mengenalkan sejak awal tahun tipe soal dan metode pengerjaan soal tersebut. 

"Pemerintah jangan berpikir bahwa meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kesulitan soal, bukan. Tetapi meningkatkan kualitas pendidik dan sarana prasarana pendidikan yang merata di seluruh Indonesia," kata Retno. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER