Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Puan Maharani mengatakan pemerintah menawarkan penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran guna menangkal paham
radikalisme.
"Kami berharap penerapan kurikulum itu terlebih dahulu dilakukan kajian yang mendalam," kata Puan saat mengunjungi pusat Pendidikan Mathla'ul Anwar di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Minggu (29/4).
Penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran atas usulan Grand Syech Imam Besar Al-Azhar Kairo dan Grand Syeh Mufti Kairo, Mesir setelah Puan melaksanakan ibadah umrah belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selesai umrah Menteri Puan menyempatkan diri bertemu dua tokoh itu di Mesir. Pertemuan membahas soal pengembangan pemikiran Islam moderat.
Puan berpendapat usulan Grand Syech Imam Besar Al-Azhar Kairo dan Grand Syech Mufti Kairo, Mesir sangat bagus untuk mengedepankan Islam dan toleransi guna menangkal paham radikalisme.
Namun, ujar dia, sebelum kurikulum itu diterapkan perlu mendapat masukan dari tokoh-tokoh agama terkait manfaat kurikulum Islam moderat dalam menangkal paham radikalisme sejak dini.
Apabila disetujui, penerapan kurikulum rencananya akan diberlakukan sejak jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga universitas.
"Kami tentu memiliki tanggung jawab dan melaksanakan secara gotong royong agar kurikulum itu bermanfaat bagi bangsa dan negara," katanya.
Senada, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengatakan penerapan kurikulum Islam moderat dan toleran tetap terlebih dahulu dilakukan pengkajian dengan mengundang para pakar, tokoh agama dan masyarakat.
"Kita mendukung kurikulum itu karena dapat menangkal paham radikalisme," ujar Muhadjir.
(wis)