Survei INES Sebut Elektabilitas Gerindra Paling Tinggi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 06 Mei 2018 22:10 WIB
Lembaga survei INES menyebut Partai Gerindra memperoleh elektabilitas paling tinggi dan mengalahkan PDIP serta partai lain jika Pemilu dilakukan hari ini.
Lembaga survei INES menyebut Partai Gerindra memperoleh elektabilitas paling tinggi dan mengalahkan PDIP serta partai lain jika Pemilu dilakukan hari ini. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Network Election Survey (INES) dalam hasil surveinya menyebut, Partai Gerindra akan memiliki elektabilitas paling tinggi jika Pemilihan Umum (Pemilu) dilakukan hari ini. Hal ini merupakan kesimpulan dari survei yang dilakukan kepada 2.180 responden di 33 provinsi dengan latar belakang yang berbeda.

Dari survei tersebut, 26,2 persen responden akan memilih Gerindra di Pemilu. Posisi ini disusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar dengan persentase masing-masing 14,3 persen dan 8,2 persen.

Di sisi lain, responden enggan memilih partai baru seperti Partai Garuda, Partai Berkarya, hingga Partai Solidaritas Indonesia dengan persentase masing-masing 0,4 persen, 0,7 persen, dan 0,1 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Direktur Eksekutif INES Oskar Vitriano mengatakan mencuatnya Gerindra di mata responden merupakan imbas dari hasil survei sebelumnya, di mana 67,3 persen berharap Indonesia dipimpin presiden baru. Pasalnya, responden tidak puas dengan realisasi janji-janji kampanye Presiden Joko Widodo.

INES setidaknya mengindentifikasi sembilan janji kampanye yang paling diingat responden, di antaranya masalah swasembada pangan, penurunan harga sembako, penciptaan lapangan kerja, hingga pembangunan infrastruktur. Namun, hanya 19,5 persen responden saja yang puas dengan kinerja tersebut.

"Banyak responden kami yang menilai tidak puas dengan kinerja Jokowi. Ini berimbas pada keputusan responden dalam memilih partai politik jika pemilu dilaksanakan hari ini," ungkap Oskar, Minggu (6/5).

Ia melanjutkan, Gerindra dipilih karena memunculkan sosok Prabowo Subianto. Meski begitu, elektabilitas terkait partai ini bisa saja berubah jika ada sosok dari partai tertentu yang berani maju menjadi calon presiden ketiga. Apalagi, jika sosok tersebut dianggap membawa angin segar.

"Misalnya ada ketidakpercayaan yang timbul kepada pemerintah, lalu ada pihak-pihak lain yang menawarkan ide baru, bisa saja elektabilitasnya berubah lagi. Persis seperti tahun 1998 silam, peta elektabilitas partai berubah," ucap dia.


Jika survei ini benar terjadi, artinya tingkat perolehan suara di Gerindra di pemilihan umum bisa meningkat lebih dari 100 persen jika dibandingkan perolehan tahun 2014 sebesar 11,81 persen. Sementara itu, PDIP mengalami penurunan elektabilitas mencapai 24,5 persen jika dibanding perolehan di tahun 2014 kemarin.

Namun, berdasarkan hasil survei, ketidakpercayaan responden terhadap Jokowi juga berpengaruh ke tingkat elektabilitas partai-partai pendukungnya.

Partai Golkar, misalnya, akan mengalami penurunan suara sebesar 44,4 persen dibanding hasil Pemilu tahun 2014. Tak hanya itu, berdasarkan hasil survei, 3,1 persen responden akan memilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jika Pemilu dilakukan hari ini. Dengan kata lain, angka ini turun 52,52 persen jika dibanding perolehan suara tahun 2014 sebesar 6,53 persen.

"Dari seluruh partai pengusung Joko Widodo, responden ternyata hanya tertarik dengan Perindo. Dari hasil survei, tercatat 5,8 persen responden mau memilih Perindo," ucap Oskar. (osc/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER