Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Fadli Zon menyoroti kerusuhan
Mako Brimob, Depok, yang bermula pada Selasa (8/5) malam. Kerusuhan itu berakhir pada Kamis pagi ketika narapidana teroris menyerah tanpa syarat.
Fadli mengatakan kerusuhan di lingkungan Mako Brimob yang menewaskan lima anggota Polri itu merupakan kali pertama dalam sejarah Indonesia. Padahal seharusnya Mako Brimob memiliki pengamanan dan penjagaan yang ketat.
"Insiden ini jelas menandakan ada masalah. Sehingga penyebab kerusuhan di Rutan Mako Brimob tersebut harus diselidiki secara serius," kata Fadli dalam siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Kamis (10/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menilai Polri kurang transparan mengenai kerusuhan tersebut. Sampai Rabu (9/5) pagi kepolisian menyatakan situasi terkendali, namun hingga Kamis Mako Brimob masih dikuasai narapidana bersenjata api.
Bahkan, kata Fadli, ada personel Polri yang masih disandera. Dia mengatakan informasi sandera kurang jelas sehingga kabar terkait jumlah korban sempat simpang siur.
Fadli mengatakan kejadian yang jadi noktah hitam bagi Polri ini harus dievaluasi, terutama tentang sistem pemasyarakatan narapidana teroris dan narapidana umum di Mako Brimob.
"Sebaiknya semua narapidana yang sudah mendapatkan putusan pengadilan harus masuk LP yang sudah ada, Cipinang atau Salemba, misalnya," kata Fadli.
"Dulu Ahok ditempatkan di Rutan Mako Brimob karena dianggap aman, kini kenyataannya tak demikian. Masyarakat juga bertanya di mana posisi Ahok ketika insiden ini terjadi, perlu transparansi agar tak ada kecurigaan," katanya.
(pmg)