Faris Tidak Menyangka Sahabatnya Ledakkan Bom Gereja Surabaya

Ihsan Dalimunthe | CNN Indonesia
Senin, 14 Mei 2018 12:44 WIB
Sahabat YF, terduga teroris Gereja Santa Maria Surabaya yang masih berusia 18 tahun tak menyangka sahabatnya yang pernah mengutuk ISIS melakukan bom bunuh diri.
YH diduga meledakkan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria, Surabaya. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan para pelaku pengeboman di Surabaya masih memiliki hubungan keluarga. Tito menjelaskan satu keluarga yang terdiri dari ayah-ibu dan empat anaknya itu melakukan pemboman di tiga gereja.

D bersama istrinya K dan dua anak perempuannya FS dan VR, berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Mobil dikendarai oleh orangtua berinisial D.

Sementara dua putranya, berinisial YF dan FH berangkat sendiri menggunakan motor ke gereja Santa Maria Tak Bercela.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sahabat YF, Faris, tidak menyangka sahabatnya yang masih berusia 18 tahun itu menjadi pelaku aksi bom bunuh diri. Menurut Faris, tidak ada kebiasaan yang janggal dari sosok YF dan keluarganya.

Bahkan, sepanjang pergaulannya, YF tidak pernah bicara sekalipun soal jihad. Sampai akhirnya, Faris kaget melihat pemberitaan sahabatnya itu di televisi.

"Dari SD sampai SMP dia tidak pernah ngomogin tentang jihad. Sama sekalipun tidak pernah," kata Faris kepada CNNIndonesia TV, Senin (14/5).


Faris pun mengaku masih ingat betul saat YF mengutuk gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut cerita Faris, YF tidak suka dengan cara anggota ISIS yang mengubah ajaran Islam dan sembarang membunuh orang.

"Dia pernah bilang ke saya dan teman-teman saya dia benci ISIS. ISIS dia bilang sukanya membunuh orang, orang yang bukan Islam dibunuh, padahal Islam tidak mengajarkan orang kaya gitu," ungkap Faris.


YF diduga melakukan aksi bom bunuh diri dengan membonceng adiknya FH. Keduanya menggunakan bom sabuk dan meledakkan diri di Gereja Santa Maria tak Bercela yang terletak di Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

Sementara ayahnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, Surabaya untuk melancarkan aksi bom bunuh diri. Setelah didrop, D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta. (dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER