Jakarta, CNN Indonesia -- Rumah Tahanan di MArkas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok kini tak ada lagi napi teroris.
Hal tersebut diungkap Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/5). Sebelumnya, dari 156 napi teroris terlibat kerusuhan di rutan dalam Mako tersebut sebanyak 145 telah dipindahkan ke Nusakambangan, Kamis (10/5).
Sisanya, sebanyak 10 orang saat itu masih ditahan di Mako Brimob, dan satu orang tewas dalam insiden rusuh yang baru berhasil dikendalikan setelah 36 jam berlangsung. Setyo mengonfirmasi 10 orang tersisa itu saat ini sudah tak ada lagi di rutan Mako Brimob.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tak tahu [dipindahkan ke mana]. Tempatnya di mana tidak tahu di sana (Rutan Mako Brimob) sudah kosong (napiter)," kata Setyo.
"Saya enggak tahu (10 napi lagi dipindahkan ke mana). Itu kewenangan Densus," ujarnya.
Selain 10 napi tersebut, diketahui di Mako Brimob pun ditahan pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Aman Abdurrahman. Namun, keberadaan terdakwa terorisme itu tak dikonfirmasi Setyo apakah masih di Mako Brimob atau sudah dipindahkan pula.
Dalam insiden rusuh di Rutan Mako Brimob, di pihak petugas jatuh korban jiwa sebanyak lima orang. Seiring waktu, pada Kamis (10/5) diketahui ada orang tak dikenal (OTK) melakukan gerak-gerik mencurigakan di luar Mako Brimob.
Ia lalu dibawa petugas untuk diperiksa lebih lanjut dalam kantor di komplek Mako. Namun, saat perjalanan, OTK yang lalu diketahui berinisial TS itu mengeluarkan pisau yang disembunyikan dan menusuk Marhum Prencje, satu dari tiga petugas yang menggiringnya. TS lalu tewas akibat tembakan saat mencoba menyerang petugas yang lain.
Marhum menjadi korban jiwa akibat luka tusuk di bagian perut pada Jumat (11/5) dini hari.
Insiden rusuh di Mako Brimob itu belum berhenti, karena tiga hari kemudian terjadi teror rentetan bom bunuh diri di Surabaya. Teror itu pun berlanjut pada Senin (14/5) pagi di Mapolrestabes Surabaya.
(kid/asa)