Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menemukan indikasi komunikasi ajakan teror yang dilakukan napi teroris dari dalam rutan
Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok kepada pihak luar untuk melakukan teror.
"Pada saat kejadian itu kami monitor, ada. Mereka mengajak untuk menyerang Brimob," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di
Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/5).
Setyo mengatakan komunikasi terpidana teroris dengan pihak luar mengakibatkan sejumlah teroris mendatangi Mako Brimob saat masa rusuh di dalam rutan di sana, Selasa (8/5) sampai Kamis (10/5). Atas dasar itu, menurut Setyo, tak heran ada sejumlah terduga pelaku penyerangan yang kini ditangani polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita tangkap yang di Tambun dan Cianjur kemarin. Selain itu yang memotret di Mako patut diduga (terduga teroris)," ujar Setyo.
Terhadap empat terduga teroris yang disergap di Cianjur, Jawa Barat, mereka tewas karena tembakan petugas yang membalas perlawanan senjata api pada Minggu (13/5) dini hari WIB. Mereka diduga, dalam perjalanan menuju Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Selain itu pada Kamis (10/5) dini hari Polisi juga sempat menangkap empat terduga teroris di Tambun. Dalam perjalanan, dua orang terduga teroris melawan sehingga mendapatkan terjangan timah panas petugas. Seorang tewas akibat tindakan tersebut.
Keempatnya merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Bandung.
Di tempat yang berbeda, komunikasi juga ditemukan terjalin antara sesama pelaku bom di Surabaya. Setyo mengatakan komunikasi itu terindikasi dilakukan dengan intens.
"Kan komunikasi semua. Kayak si Dita dan Anton sempet komunikasi. Kalau keluarga, saya tidak yakin mungkin kalo teman iya," ujar dia.
Rentetan teror bom terjadi di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi. Selain itu, pada Senin (14/5) teror bom pun terjadi di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya.
(kid/sur)