Jakarta, CNN Indonesia -- Anak perempuan yang selamat dalam insiden ledakan bom di Polrestabes Surabaya masih menjalani perawatan intensif. Anak perempuan tersebu sempat terlempar sekitar tiga meter ke atas sebelum kembali terjatuh.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan anak perempuan dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Tadi saya sudah melihat instensif perawatan itu, karena terus terang anak itu terlempar sekitar 3 meter ke atas kemudian jatuh lagi," kata Barung di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5).
Anak perempuan dengan inisial AIS yang baru berusia 8 tahun itu disebut membutuhkan perawatan intensif yang cukup agar dapat mengembalikan kondisinya seperti semula.
 Polrestabes Surabaya yang diguncang bom bunuh diri menggunakan sepeda motor. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan) |
Lebih lanjut Barung meminta agar semua pihak mendoakan AIS yang merupakan anak dari terduga pelaku teror satu keluarga yang tewas di Mapolrestabes Surabaya supaya segera kembali sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini mungkin rencana Tuhan. Seorang anak di tengah bom meledak diambil oleh seorang AKBP Ronny (personel Polri). Dilarikan dari peristiwa bom itu untuk diselamatkan. Ini rencana Tuhan, tetap kita berikan intensif perawatan," katanya.
Sebelumnya, serangan bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5) kemarin dan Senin (14/5) hari ini menguak pola baru. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan para pelaku itu melibatkan anak-anak mereka dalam aksinya.
"Pelibatan anak-anak baru pertama di Indonesia. Memprihatinkan," kata Tito dalam jumpa pers di Polda Jawa Timur, Surabaya, hari ini.
Namun demikian, Tito menyatakan pola serangan bom menggunakan anak-anak dan perempuan kerap dilakukan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Menurut dia serangan bom di Surabaya memperlihatkan ada keterkaitan pelaku dengan ISIS.
(sur)