Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari menangkap tiga terduga
teroris, di Perumahan Sumber Taman Indah (STI), Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Kabarnya salah satu dari mereka ternyata adalah seorang
pegawai negeri sipil.
"Ya. Ketiga terduga jaringan teroris tersebut dibawa ke Polda Jatim oleh Densus 88 guna penyidikan lebih lanjut. Mereka sudah lama diintai kegiatannya oleh Densus 88," kata Kapolresta Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal, Kamis (17/5).
Mereka diduga merupakan anggota jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur. Ketiganya diduga juga mengenal pelaku serangan bom di tiga gereja di Surabaya, Dita Oepriarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penangkapan dilakukan Densus 88/AT dibantu Polresta dan Kodim 0820 Probolinggo. Mereka menggerebek tiga rumah di Perum STI.
Sekitar Pukul 21.30 WIB, petugas Densus 88/AT tiba di rumah kontrakan MF di Jalan Taman Tirta 4 Blok BB. Petugas kemudian membekuk pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar air galon.
Setelah itu, petugas Densus 88/AT bergerak menuju ke Jalan Taman Puspa Indah. Mereka kemudian melakukan penggrebekan rumah dan mengamankan IS. Masih di jalan yang sama, petugas kemudian mendatangi rumah HA. Di rumah pria yang berstatus sebagai PNS itu, petugas mengamankan sejumlah barang bukti.
Barang bukti tersebut antara lain 3 buah senjata angin replika pistol Glock, satu buah peredam, tiga buah tele, pompa senapan angin, dua buah busur dan dua buah anak panah. Selain itu ada tiga unit ponsel, sebuah radio komunikasi, satu buah komputer jinjing, dua keping penyimpan data (flashdisk), serta kamera.
Selain itu, petugas menyita enam lembar peta, enam buah paspor, sebuah jeriken dibalut lakban dan sebilah parang. Polisi mengamankan ketiga terduga tanpa perlawanan.
"Ada beberapa alat komunikasi dan rakitan-rakitan juga. Tim INAFIS sudah mengamankan. Ada kaitannya dengan tindakan aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo. Saat ini masih kami dalami dulu jaringannya," ujar Alfian.
(dik/gil)