Polisi Batalkan Aksi Bela Bangsa di Yogyakarta

Antara | CNN Indonesia
Kamis, 31 Mei 2018 17:42 WIB
Kepolisian membatalkan rencana aksi peringatan Hari Lahir Pancasila di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta, karena ada potensi gangguan keamanan.
Ilustrasi peringatan Hari Lahir Pancasila. (ANTARA FOTO/Irfan Anshori)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta membatalkan rencana aksi sejumlah kelompok massa yang akan menggelar peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Kawasan Titik Nol Kilometer. Sebabnya, ada potensi gangguan keamanan.

"Semalam, saya, Danrem 072, tiga elemen yang akan melakukan aksi di Titik Nol Kilometer bersepakat, pada 1 Juni tidak ada aksi. Kami memastikan di Titik Nol Kilometer tidak ada aksi," kata Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri, Kamis (31/5), dikutip dari Antara.
Rencananya pada Jumat (1/6), dua kelompok masyarakat akan menggelar aksi di Kawasan Titik Nol Kilometer. Kelompok yang akan menggelar aksi, yakni Kelompok Aksi Bela Bangsa dan Aksi Bela Negara Bersama Rakyat.

Aksi Bela Bangsa meminta peserta untuk menggunakan dress code baju Muslim berwarna putih atau kaos Ganti Presiden 2019. Mereka menggunakan tagar #AksiBelaBangsaCintaTanahAir, #SpiritBerjamaahGantiPresiden2019 dan #JagaPancasila.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan Aksi Bela Negara bersama Rakyat, dalam posternya, akan diisi dengan selawat, orasi religi, deklarasi Pancasila, takjil Pancasila.

Dua kelompok aksi tersebut, dinilai Dofiri memiliki basis massa yang banyak, sehingga berpotensi kerawanan.

Dofiri mengimbau kepada masyarakat yang akan melintasi jalan di depan Kantor Pos Yogyakarta atau sering disebut Kawasan Titik Nol Kilometer bisa dilewati dan aman. Hal ini untuk membantah adanya informasi yang berkembang di media sosial bahwa Kawasan Titik Nol Kilometer.
"Insya Allah kondisi aman, dan masyarakat dapat melakukan kegiatan seperti biasa," katanya.

Terkait alasan khusus pembatalan aksi di Titik Nol Kilometer, Dofiri mengatakan hal itu disebabkan adanya potensi kerawanan.

"Kita bisa bayangkan ada tiga elemen melakukan aksi dalam waktu bersamaan dan jumlah massa yang banyak. Oleh karena itu ada potensi kerawanan, kami bersepakat semua menahan diri dan tidak melakukan aksi di kawasan Titik Nol Kilometer," katanya. (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER