Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengimpor 2.640 buah tong sampah beroda atau
garbage bin 660 liter dengan nilai total Rp9,58 miliar dari Jerman.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DLH DKI Jakarta Hari Nugroho membenarkan anggaran tersebut, namun ia membantah ada
markup atau penggelembungan dana anggaran tong sampah Jerman.
"Kita sebelum beli sudah melakukan justifikasi harga. Enggak ada (markup), kita beli di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) langsung, di e-katalog. Bahkan kalau bisa ditawar, kita tawar," kata Hari saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Screenshot e-katalog dari situs LKPP yang menunjukkan anggaran pembelian tong sampah seharga Rp3,5 juta per buah itu beredar di media sosial. Unggahan itu pun memicu perdebatan di kalangan netizen.
Hari mengatakan Pemprov DKI Jakarta telah mengimpor tong sampah beroda merek Weber itu sejak 2017.
"Di 2017 kita beli juga 1.500 unit, sudah diaudit BPK, dicek dari perencanaan sampai distribusi. Tahun kemarin kita anggarkan 1000 unit 660 liter, 500 unit 120 liter," kata dia.
Dia mengklaim harga yang didapat ini sudah di bawah biaya yang dianggarkan DLH, yaitu Rp12,6 miliar.
Dalam keterangan tertulis, Kepala DLH DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan pihaknya memilih impor dari Jerman karena di e-katalog LKPP tak tersedia produk dalam negeri.
Adji menyebut tong sampah beroda Weber dipilih karena PT Groen Indonesia telah memiliki banyak
workshop di beberapa kota di Indonesia.
"Kami tidak mendapati produk lokal di katalog dan di pasaran untuk produk jenis ini, hanya ada produk China dan Jerman. Setelah melakukan pertimbangan secara teknis, kami pilih produk Jerman dengan pertimbangan kualitas," tuturnya.
Adji memaparkan jika satu orang di Jakarta menghasilkan 2-3 liter sampah sehari, tempat sampah beroda yang baru ini bisa menampung sampah 330 orang atau sekitar 70 kepala keluarga.
Dia mengklaim pengadaan ini untuk memodernisasi pengelolaan sampah di Ibu Kota agar lebih efisien. Nantinya, tong sampah beroda akan diletakkan di TPS-TPS yang ada.
"Ketika jadwal pengangkutan
garbage bin, petugas dapat mendorong
bin beroda ini ke lokasi truk
compactor dan mengaitkan ke kait hidroliknya, maka sampah akan terangkat ke dalam truk
compactor. Persis seperti di negara-negara maju," tulisnya.
(wis)