Tutut: Terserah PSI Mau Bilang Apa soal Soeharto

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Selasa, 05 Jun 2018 06:36 WIB
Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana tidak mau mempersoalkan sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait orde baru.
Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut tidak mau mempersoalkan sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait orde baru. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut enggan mempersoalkan sikap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengunggah video berisi rentetan dugaan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di era Orde Baru atau masa kepemimpinan ayahnya.

PSI menyebarkan video yang menyebut bahwa pemerintahan Soeharto diduga melakukan sejumlah pelanggaran HAM dalam peristiwa 1965-1966, Talangsari, serta Tanjung Priok.

"Partai mau bilang apa saja terserah mereka," ucap Tutut di kediaman mendiang ayahnya di Jalan Cendana No. 8, Menteng, Jakarta, Senin malam (4/6).
Tutut lantas menyerahkan penilaian terhadap pemerintahan Orde Baru kepada masyarakat. Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini sudah cerdas untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah. Menurutnya, masyarakat juga tidak mudah terhasut dan telah pandai mengolah informasi yang beredar dan diterima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi yang lain, Tutut juga menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Dia pun lalu teringat pesan ayahnya untuk selalu sabar.

"Kami tidak akan berkomentar apa-apa. Terserah partai masing masing mau ngomong apa saja," katanya.
Tutut lantas menduga PSI tidak percaya diri sebagai partai politik. Menurutnya, partai politik sebaiknya fokus menyampaikan jati dirinya kepada publik. Bukan malah orang atau pihak lain yang menjadi objek untuk disampaikan.

"Mungkin itu cara mereka lantaran mereka tidak percaya diri dan tidak yakin. Makanya orang lain yang dijadikan sesuatu untuk disampaikan," ujar Tutut.

Sebelumnya, PSI mengunggah video berisi rentetan dugaan pelanggaran HAM berat yang terjadi di era Orde Baru. Permulaan video berisi tulisan yang menyatakan bahwa pemerintahan Soeharto membantai dan membunuh tanpa dasar hukum.
Video kemudian lanjut menyajikan contoh dugaan pelanggaran HAM yang terjadi. Misalnya, ratusan ribu orang yang dituduh komunis dibantai sejak 1965. Kemudian, video itu juga menyebut era Orde Baru melakukan pembunuhan dengan cara penembakan misterius medio awal 1980-an.

Peristiwa-peristiwa lain juga diungkap, yakni Tanjung Priok, Talangsari, penghilangan aktivis 1998, pembunuhan mahasiswa Universitas Trisakti, serta pendudukan Timor Timur yang menewaskan lebih dari 100 ribu jiwa.

PSI juga mengunggah video berisi pemasungan kebebasan berekspresi di masa kepemimpinan Soeharto. Tidak ketinggalan, PSI pun mengunggah video mengenai bisnis keluarga Cendana.

Rentetan video itu diunggah PSI melalui akun twitter resminya, @psi_id sepanjang bulan Mei lalu dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi. (age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER