Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengadakan acara buka puasa bersama sejumlah menteri kabinet kerja dan duta besar negara tetangga di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (8/6).
Dalam acara itu, JK berbagi cerita tentang ibadah ramadan di Indonesia dengan para dubes. Salah satu yang menjadi sorotan orang kedua di Republik Indonesia ini adalah kemacetan dan kegiatan buka bersama di luar rumah.
"Saya termasuk sering berbuka puasa di luar rumah. Di rumah mungkin hanya lima kali, di luar bisa 25 kali. Istri saya mungkin senang saya jarang berbuka puasa di rumah (karena tidak perlu repot memasak)," kelakar JK dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak mau mendominasi pengalaman berbuka puasa, JK pun meminta sejumlah dubes berbagi cerita perbedaan berpuasa di Indonesia dengan negara asal masing-masing.
Salah satunya Dubes Tunisia untuk Indonesia Mourad Belhassen. Serupa yang disorot JK, Belhassen pun terkesan dengan kemacetan jelang waktu berbuka puasa.
"Di sini aktivitasnya padat, macet, banyak orang, dan banyak membicarakan makanan apa untuk buka puasa. Tapi ramadan di sini lebih mudah karena jamnya lebih pendek," katanya.
Hal serupa disampaikan Dubes Iran untuk Indonesia Valiolah Mohammadi Nasrabadi yang menilai banyak kesamaan aktivitas bulan ramadan di Indonesia dengan Iran. Hanya saja, ia menyoroti soal perbedaan salat tarawih antara kedua negara.
"Di Indonesia ada tarawih, di Iran ada yang tarawih ada yang tidak. Kalangan Sunni di Iran tetap tarawih tapi yang Syiah enggak. Itu saja bedanya, tapi di sana saya juga selalu dengar azan, baca Alquran, semua sama," ucapnya.
Selain para dubes, buka bersama di Istana Wapres itu pun dihadiri sejumlah menteri di antaranya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
(kid)