Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut masalah dan tantangan Indonesia saat ini adalah tingginya kemiskinan dan ketimpangan sosial.
Menurut SBY, angka kemiskinan saat ini masih tinggi meski terus menurun sejak tahun 2007. Dia menilai banyak cara yang dapat ditempuh pemerintah
Joko Widodo-
Jusuf Kalla untuk membenahi persoalan kemiskinan dan ketimpangan.
"Di antaranya adalah sebaiknya yang dibangun oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah jangan hanya serba benda atau material, tapi juga manusianya," kata SBY saat memberi sambutan pada Safari Ramadhan dan Temu Kader Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Republik Indonesia ke-6 itu menegaskan program pengentasan kemiskinan tidak boleh dikendorkan, terlebih dihentikan. Menurut dia, anggaran untuk infrastruktur dan anggaran untuk peningkatan taraf hidup rakyat dan pengurangan kemiskinan harus berimbang.
Untuk itu, SBY meminta pemerintah untuk tidak melupakan dan peka terhadap nasib rakyat miskin saat merumuskan kebijakan ekonomi.
"Setiap kebijakan pemerintah apapun, termasuk apabila ada kenaikan harga BBM dan harga listrik, haruslah sensitif atau peka terhadap rakyat miskin," ujarnya.
"Dalam arti, jangan lupa berikan bantuan kepada mereka. Jangan lupa kompensasinya," lanjutnya.
Pemerintah, kata SBY, juga bisa mendorong perusahaan khususnya yang skala bisnisnya besar untuk membantu rakyat melalui program corporate social responsibility (CSR).
Berpedoman pada sila kelima Pancasila, SBY meminta agar pemerintah bisa memastikan kehidupan rakyat Indonesia makin sejahtera dan makmur. Selain pemerintah, mereka yang hidupnya berkecukupan, kata SBY, harus memiliki semangat memberi dan berbagi.
"Jangan kaya dan makmur sendiri. Jangan kekayaan dan kemakmuran ini dinikmati kelompok tertentnu saja. Apa lagi jika mereka tidak mau berbagi dan tidak punya rasa kesetiakawanan sosial," kata SBY.
(dal)