Jakarta, CNN Indonesia -- Sabtu (9/6) malam, markas Polres Jakarta Selatan, Jakarta, baru selesai diguyur hujan. Sebanyak 70 personil kepolisian dari Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya tengah bersiap untuk patroli terhadap kegiatan
Sahur on the Road (SOTR), di kawasan Jakarta Selatan.
Sebelum berpatroli, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar sempat memberikan arahan. Dia mengatakan patroli tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kegiatan Sahur On The Road (SOTR) di kawasan Jakarta Selatan.
Maklum, belakangan, sejumlah aksi rusuh dan vandalisme saat SOTR terjadi pada Minggu (3/6) dini hari, di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal itu yang kita antisipasi mari sama-sama kita kumpul, kita hentikan mereka, kita geledah mereka, dan kita bubarkan mereka, suruh bubar, suruh kembali," kata dia.
Tim patroli pun mulai melakukan kegiatan patroli. Pantauan
CNNIndonesia.com, polisi mulai menyusuri Jalan Panglima Polim menuju ke arah Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.
Baru sekitar 15 menit patroli berjalan, di Jalan Raya Pangeran Antasari arah Cilandak, terlihat sekitar 10 orang anak muda yang tengah berkumpul. Tim patroli pun menghentikan mobilnya.
 Petugas membersihkan dinding underpass Mampang-Kuningan yang kotor akibat aksi vandalisme saat SOTR, Jakarta (3/6). ( CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Stefanus Tamuntuan dan Kepala Tim Eagle One Polres Jakarta Selatan Bripka Oka Bartono turun dan membubarkan kerumunan tersebut.
"Bubar, bubar, ayo bubar, bubar," teriak Oka kepada para pemuda tersebut.
Mendapat peringatan tersebut, wajah para remaja ini tampak kaget sekaligus takut. Kelompok remaja itu pun lari pontang-panting menuju motornya dan segera tancap gas. Tak ada sedikit pun perlawanan dari mereka.
Tim patroli kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ke arah Mampang Prapatan. Saat memasuki Jalan Raya Buncit, terlihat rombongan SOTR bermotor dari arah berlawanan.
Polisi pun memutar balik arah mobilnya dan mengejar rombongan tersebut. Di sekitar kawasan Pejaten, petugas akhirnya menemukan rombongan itu yang tengah memarkir motornya.
Polisi pun segera menertibkan mereka. Satu per satu, rombongan yang terdiri dari 50 orang tersebut digeledah. Tak ditemukan satu pun barang berbahaya baik itu senjata tajam, atau pun obat-obatan terlarang. Polisi hanya menyita sejumlah bendera.
Seusai digeledah, rombongan tersebut diminta membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing-masing. Salah satu anggota rombongan mengatakan mereka mengetahui kalau kegiatan SOTR dilarang oleh pihak kepolisian.
Namun, mereka berdalih tujuan SOTR itu hanya membagikan makanan kepada masyarakat yang tidak mampu. Tak ada niatan untuk tawuran dan memancing keributan.
 Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar, di Jakarta, beberapa waktu lalu. ( CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto) |
"Kita dari Manggarai mau ke Warung Buncit, Bang," kata salah satu anggota rombongan yang berisi kaum muda kisaran usia 18-20 tahun itu.
Tak lama kemudian, tim patroli kembali mendapati beberapa rombongan SOTR. Di kawasan Mampang arah Pejaten, polisi membubarkan dua rombongan SOTR. Tak ditemukan satu pun senjata tajam, hanya beberapa bendera dan satu baret kepolisian yang dibawa oleh salah seorang rombongan SOTR.
Polisi pun memutar arah menuju Kuningan, Jakarta Selatan. Di daerah perempatan Tegal Parang, mereka memberhentikan rombongan SOTR asal SMP Muhammadiyah 6 Tanah Abang. Rombongan yang terdiri dari siswa SMP hingga alumni tersebut, pun digeledah satu per satu.
Salah seorang polisi menemukan cat kaleng semprot dan beberapa bendera. Tak sampai di situ saja, saat polisi menyisir lokasi ditemukan dompet yang berisi Narkotika golongan G jenis, Tramadol.
Dompet tersebut ternyata milik salah satu anggota rombongan SOTR itu. Remaja yang memakai jaket berwarna abu-abu itu sempat mengelak saat ditanyai polisi perihal kepemilikan obat-obatan terlarang itu. Namun akhirnya ia pun mengaku.
Saat hendak dibawa remaja itu pun sempat meminta ampun dan menangis sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya. "Jangan dibawa, Pak, ampun, Pak," kata remaja itu sambil terisak.
Remaja itu kemudian diamankan Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan. Motornya pun dibawa oleh salah satu anggota patroli.
"Nih, ya, ditemukan satu strip tramadol ya," kata Oka.
[Gambas:Youtube]Rombongan asal SMP Muhammadiyah 6 itu kemudian diminta membubarkan diri dan tidak bergerombol.
"Satu-satu pulang, jangan bergerombol," teriak salah satu petugas kepada rombongan.
Tak lama berselang, polisi kembali menghentikan sekitar tiga rombongan SOTR yang menggunakan motor dan angkutan umum. Terlihat sejumlah anggota SOTR menaiki atap mobil angkutan umum. Petugas pun meneriaki mereka untuk turun.
Beberapa anggota rombongan SOTR yang panik karena diteriaki petugas pun melompat dari atap saat mobil masih berjalan.
Seusai membubarkan rombongan itu, tim patroli pun berhenti di Jalan Tendean arah Blok M. Tim patroli pun menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak sambil sesekali memantau kawasan tersebut.
Tepat pukul 03.00 WIB Minggu (9/6) dini hari, tim patroli pun memutuskan untuk makan sahur dan beristirahat.
Stefanus mengatakan dari hasil patroli yang dimulai sekitar pukul 12 malam hingga 03.00 WIB itu timnya membubarkan enam kelompok SOTR, menyita 10 bendera, satu kaleng cat semprot, dan satu strip Tramadol.
"Untuk senjata tajam tidak kami temukan," ujarnya.
Seusai Sahur tim pun memutuskan untuk kembali ke Mapolres Jakarta Selatan. Saat perjalanan pulang, tepatnya di Jalan Antasari, tim Patroli mendapati sejumlah muda-mudi yang tengah berfoto di tengah jalan dan membubarkannya.
"Bubar, bubar, ayo bubar," teriak salah satu petugas melalui pengeras suara.
(arh)