Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melarang acara pembagian zakat secara besar-besaran di lapangan terbuka jelang Lebaran Idulfitri 2018.
Larangan ini, kata Sandi, untuk mencegah gesekan antara para penerima zakat yang berpotensi memicu kericuhan.
"
Don't be a hero, boleh kasih-kasih, tapi jangan nanti jadi banyak mudaratnya. Orang mengantre, panas, bisa kena
heat stroke, dan ini yang kami tidak mau berimpit-impitan dan dorong-dorongan," kata Sandi saat ditemui di PD Dharma Jaya, Jakarta Timur, Senin (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi menyarankan warga Jakarta untuk membayarkan zakat lewat lembaga-lembaga yang kompeten mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Dia juga meminta pembagian zakat dilakukan dengan cara diantar langsung ke penerima.
"Lebih baik diantarkan seperti yang kemarin kita lihat sudah dilakukan Basis DKI, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PKPU, dan sebagainya," lanjut Sandi.
Larangan pembagian zakat secara massal di tempat terbuka berkaca dari insiden 'sembako maut' di Monas beberapa waktu lalu.
Insiden 'sembako maut' terjadi pada Sabtu, 28 April lalu, ketika Forum Untuk Indonesia membagikan sembako di lapangan Monumen Nasional (Monas)
Diprediksi tiga ratus ribu orang menyesaki Monas saat itu dan kericuhan tak terhindarkan. Dua anak, berinisial MRS dan MJ meninggal dunia pada kejadian itu.
 Pemimpin Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. (CNN Indonesia/Dhio Faiz) |
Pendatang Musiman
Selain itu, Sandi juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan memberikan sedekah kepada para pengemis musiman di Jakarta. Sebab, menurut Sandi pengemis musiman itu datang ke Jakarta dalam rangka memanfaatkan momen bulan Ramadan dan hari raya lebaran.
"Dan mereka ini musiman datang karena mengambil manfaat rasa kepedulian masyarakat untuk berbagi," kata Sandi.
Sandi mengaku telah berkoordinasi Dinas Sosial DKI Jakarta untuk melakukan antisipasi terhadap kedatangan para pengemis musiman ke Jakarta.
Dinsos diperintahkan untuk melakukan pembinaan. Selain itu, ia meminta kerja sama dari Satpol PP dan instansi terkait di jajaran Kelurahan, Kecamatan untuk mengantisipasi para pengemis musiman tersebut.
Dinas Sosial DKI Jakarta telah mengerahkan Satgas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) sebanyak 425 personel untuk menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) jalanan menjelang Idul Fitri 2018.
Sejak 17 Mei lalu, Dinsos DKI sudah menjaring 250PMKS. Ia menyebut penangkapan PMKS jalanan pada 2018 mengalami penurunan sebanyak 61 persen. Pada 2017 Dinsos DKI menjaring 842 orang selama 20 hari di bulan Ramadan. (wis/gil)