Dukung Prabowo soal Mark Up, Fahri Hamzah Enggan Naik LRT

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Senin, 25 Jun 2018 21:33 WIB
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuding jika mark anggaran LRT telihat dari ukuran tiang yang terlampau tinggi untuk menopang rel LRT sehingga biaya bengkak.
Fahri Hamzah turut curiga dengan dana pembangunan LRT. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku turut curiga soal adanya penggelembungan anggaran dalam proyek pembangunan Light Rapid Train (LRT) di Palembang dan DKI Jakarta. Pernyataan Fahri mendukung kritikan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto soal adanya penggelembungan anggaran pembangunan LRT di Palembang.

Menurutnya, penggelembungan anggaran terjadi lantaran proyek LRT di bangun di atas jalan dengan menggunakan tiang sebagai penopang rel LRT.

"Kenapa bikin LRT tiangnya tinggi-tinggi. Bikin saja LRT di bawah tanah supaya tidak perlu ada biaya tiang. Tiangnya segini mahal banget. Curiga saya itu," ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Fahri menuturkan LRT seharusnya dibangun di ruas jalan atau di bawah tanah seperti Mass Rapid Transit (MRT) agar pemerintah tidak mengeluarkan anggaran untuk membuat tiang.

Selain hemat anggaran, politisi PKS ini menilai pembangunan LRT di dua lokasi itu lebih menjamin keamanan penumpang. Penilalain dirinya terhadap tiang LRT itu, kata dia, sejalan dengan analisis sejumlah penelitian yang menilai LRT tidak perlu dibangun di atas permukaan tanah.

Prabowo Subianto ungkap dugaan mark up pembangunan LRT. (CNN Indonesia/Hesti Rika)


Lebih lanjut, Fahri mengklaim takut naik LRT lantaran jalur perlintasan LRT terlalu tinggi. Ia lebih memilih moda transportasi seperti MRT jika LRT resmi beroprasi.

"Jelas saya ngeri naik LRT. Kenapa tidak ditaruh di bawah tanah saja," ujarnya.


Di sisi lain, Fahri menyampaikan perlu ada audit terhadap seluruh penggunaan anggaran untuk membangun LRT di Indonesia. Sebab jika dibiarkan, ia khawatir publik semakin curiga terhadap proyek tersebut.

"Saya kira audit saja dari awal," ujar Fahri.

Sebelumnya, Prabowo menyatakan terjadi penggelembungan anggaran LRT senilai jutaan dolar. Dia memperoleh data itu dari indeks harga LRT sedunia yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.


Prabowo mengkritik program LRT yang dinilai tidak jelas sasarannya. Proyek yang disebut bernilai Rp12,5 triliun itu memiliki panjang 24 kilometer.

"Kalau ini (LRT Indonesia) Rp12 triliun untuk 24 km, berarti 1 km US$40 juta. Bayangkan. Di dunia, 1 km US$8 juta. Di Indonesia, 1 km US$40 juta. Jadi saya bertanya kepada saudara-saudara, mark up, penggelembungannya berapa? 500 persen," kata Prabowo dalam acara silaturahmi di Hotel Grand Rajawali di Palembang, Sumatra Selatan pada Jumat (22/6). (dal/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER