Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak Elestianto merajai setidaknnya tiga lembaga survei dalam hitung cepat atau
quick count Pilgub Jatim 2018.
Ia berhasil mengungguli petahana Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno dengan selisih kemenangan sekitar 5-8 persen.
Ini kali ketiga
Khofifah Indar Parawansa mengikuti pemilihan gubernur di Jawa Timur. Dua pemilihan sebelumnya, yakni 2013 dan 2008, Khofifah gigit jari. Disinyalir kekalahannya karena identitas politik Khofifah sebagai perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga Suko Widodo mengatakan Khofifah kali ini berhasil mendulang kemenangan karena dia telah banyak berinvestasi politik. Salah satunya, Khofifah berinvestasi dengan menjadi Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama.
"Saya melihat menjadi Ketua Umum Muslimat itu cukup kuat. Media ini sangat membantu persebaran pengenalannya," kata Suko kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (27/6) malam.
 Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengucapkan selamat kepada Khofifah atas kemenangan versi quick count Pilgub Jatim 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Menjadi 'Ibu bagi Muslimat' ternyata memberi dampak positif bagi Khofifah. Suko mengatakan segementasi ini menyasar masyarakat ibu-ibu menengah ke bawah yang tidak memiliki tempat.
"Muslimat ini sampai ke desa-desa terutama kelas bawah ibu-ibu rumah tangga di desa tidak punya ruang sosialita," terang Suko.
Jika hasil
quick count lembaga survei tak banyak berbeda dengan hasil manual perhitungan KPUD Jateng, maka Khofifah bakal mencetak sejarah sebagai gubernur perempuan pertama yang memimpin Jawa Timur.
Jawa Timur selama ini dipimpin oleh gubernur laki-laki. Mulai dari era gubernur Jatim pertama, RMT Ario Soerjo (1945-1947), hingga dua periode kepemimpinan Soekarwo (2009-2019), belum sekalipun kursi gubernur Jatim diduduki tokoh perempuan.
Jika hasil
quick count tak meleset, Khofifah akan menjadi pejabat gubernur perempuan kedua di Indonesia setelah Ratu Atut Chosiyah yang sempat memimpin Banten.
 Khofifah bersama pasangannya di Pilgub Jatim Emil Dardak. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
Pengamat Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi menilai masyarakat Jawa Timur lebih objektif. Politik identitas Khofifah sebagai perempuan mulai dikesampingkan.
"Dimana kinerja dan integritas dan track record menjadi acuan utama dibandingkan soal pertimbangan gender," ungkap Airlangga kepada
CNNIndonesia.com.
Ditambah lagi penerimaan perempuan menjadi pemimpin di Jawa Timur sudah terlebih dahulu dimulai oleh Tri Rismaharini. Kariernya dianggap cenerlang menata Surabaya dengan ketegasannya.
"Dalam konteks pilkada di Jawa Timur masyarakat sebenarnya sudah tidak alergi terhadap pemimpin perempuan. Hal ini bisa dilihat pada popularitas dan dukungan kuat warga Jatim terhadap figur Bu Risma," beber dia.
Dukungan Karier PolitikSelain pendekatan, Suko juga menilai Khofifah gigih dalam meniti karirnya. Khofifah beberapa kali menjadi kader partai seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama Gus Dur.
"Pengalaman menjadi menteri dan pujian dari Jokowi dalam bekerja cepat saya kira pengalaman luar biasa," ungkap Suko.
Belum lagi, performa Khofifah bersama partnernya Emil Dardak dianggap baik dalam debat Pilgub kemarin. Ini juga menjadi salah satu faktor penting masyarakat mengenali pemimpinnya.
"Komunikasi dalam debat yang ditonton 40 persen survei pengaruh luar biasa karena disebarkanluaskan di kaum milenial. Pembicaraan luar biasa," tegas Suko.
Sementara, Airlangga menambahkan jurus kunci yang tidak ketinggalan moncer memenangkan Khofifah-Emil adalah surat ajaib dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Dalam pernyataannya, Soekarwo mengajak masyarakat untuk memilih Khofifah-Emil.
"Basis dukungan Pak De yang masih kuat baik dikalangan basis Mataraman maupun Kyai ikut memberikan kontribusi suara kepada pasangan Khofifah-Emil Dardak," ujar dia.
 Soekarwo atau Pak De Karwo turut memberi dukungan untuk Khofifah-Emil. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
Perjuangan Khofifah selama lebih dari 10 tahun memperebutkan kursi Jatim 1 kini tampak membuahkan hasil.
Hasil hitung cepat Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat perolehan suara Khofifah-Emil mencapai kisaran 52-54 persen.
Raihan suara itu lebih tinggi dari yang diperoleh Gus Ipul-Puti yang tercatat berkisar 45-47 persen.
Khofifah pun menganggap hitung cepat sebagai representatif kemenangannya bersama Emil.
"Hasil hitung cepat memberikan fakta kemenangan pada kami. Mudah-mudahan kemenangan yang kami peroleh bisa menjadi mata rantai kemajuan Jawa Timur," kata Khofifah di Surabaya, Rabu (27/6).
(gil)