Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal PDIP
Hasto Kristiyanto menyebut kontestasi pilkada serentak merupakan bagian dari tanggung jawab partai dalam menyiapkan pemimpin. Kemenangan pada pilkada dilihat dari jumlah kader yang berhasil menjabat di pemerintahan daerah.
"Kemenangan dengan demikian diukur dari jumlah kader asli yang terpilih, bukan karena sekadar jumlah dukungan," kata Hasto dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (28/6).
Di tingkat provinsi, Hasto mengklaim PDIP memenangkan pertarungan di enam daerah
Pilkada Serentak 2018 yaitu Bali, Jawa Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Sulawesi Selatan, dari 17 provinsi yang menyelenggarakan pilkada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pertama kalinya Bali dipimpin kader partai. Dari 6 provinsi tersebut terdapat 4 kader partai yang menjadi gubernur dan 3 kader jadi wakil gubernur," katanya.
Untuk tingkat kabupaten/kota, lanjutnya, PDIP berpartisipasi dalam 152 wilayah dari 154 daerah yang menyelenggarakan pilkada. Hasto mengklaim PDIP memenangkan 60 persen di antaranya atau 91 daerah dan kalah di 59 daerah.
Lebih lanjut kata Hasto, ditinjau dari kemenangan di 91 daerah, kader yang terpilih menjadi kepala daerah 33 orang dan wakil kepala daerah 38 orang.
"Kemenangan PDIP berada di tingkat kabupaten/kota. Yang menggembirakan jumlah kader partai yang terpilih semakin banyak. Dengan demikian tolok ukur yang paling riil dalam pilkada ditentukan oleh jumlah kader yang berhasil menjabat sebagai kepala dan wakil kepala daerah, sebagai buah dari proses pendidikan politik kader," ujarnya.
Hasto menambahkan saat ini PDIP fokus mempersiapkan pemilu legislatif dan pilpres. Jumlah kader yang menjadi kepala dan wakil kepala daerah pun diklaim telah meningkat secara signifikan dari 5 tahun sebelumnya berumlah 214 orang dan sekarang menjadi 345 orang.
"Prestasi dan kinerja para kader ini yang akan menjadi wajah partai dalam memenangkan pileg dan pilpres. Pileg dan pilpres di depan mata, di situlah konsentrasi utama kami saat ini," katanya.
Selain itu, kata Hasto, penyelenggaraan pilkada juga membuktikan bahwa PDIP tetap memegang teguh komitmen politik berkeadaban, karena menang atau kalah dalam pilkada bukanlah kiamatnya demokrasi.
"Kami selalu ingat pesan Ibu Megawati bahwa menang dan kalah hanya 5 tahun. Kalah kita perbaiki diri dan menang jangan korupsi sehingga keadaban jangan dikorbankan karena demokrasi harus menjadi ukuran peradaban politik Indonesia," ujarnya.
(pmg/gil)