Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP Gerindra Riza Patria menyatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpotensi menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres tahun 2019.
Menurutnya, nama Anies sebagai cawapres saat ini kian menguat di internal Gerindra.
"Ya, betul (Anies menguat). Mas Anies, kan, wajar kalau menguat di internal karena memang bersama Sandiaga [Uno] adalah pasangan calon DKI Jakarta yang kami (Gerindra) usung," ujar Riza di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski potensial, Riza mengaku Gerindra harus membahas peluang Anies menjadi cawapres dengan calon mitra koalisi seperti PKS, PAN, PKB, PBB, hingga Demokrat.
Gerindra, kata dia, tidak bisa sepihak menentukan cawapres lantaran Anies bukan kader partai. Gerindra diklaim menghormati kebijakan mitra koalisi untuk memajukan nama kadernya sebagai cawapres bagi Prabowo.
"Saya yakin nanti yang akan dipilih oleh partai yang akan berkoalisi itu adalah pilihan terbaik, tidak hanya kepada Pak Prabowo," ujarnya.
 Anies dianggap kuat bersanding dengan Prabowo di Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Lebih lanjut, Riza menyatakan kesuksesan Pilkada serentak 2018 menambah peluang Prabowo menang di Pilpres 2019.
Ia menyebut mesin partai Gerindra dan mitra koalisi berjalan optimal, terlihat dari perolehan suara cagub Jateng Sudirman Said-Ida Fauziyah di Pilkada Jateng yang meraih lebih dari 40 persen dan pasangan cagub Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu hampir 30 persen.
"Bagaimana ke depan kalau yang ditampilkan Pak Prabowo, tentu hasilnya kami optimis bisa memenangkan pilpres tidak hanya di Jawa tetapi juga di provinsi lainnya," ujar Riza.
Wacana Anies CapresPresiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman sementara itu menganggap Anies lebih relevan menjadi calon presiden apabila ingin diusung di Pemilihan Presiden 2019.
Menurut Sohibul akan tidak seimbang apabila Anies dimajukan ke tingkat nasional hanya sebagai calon wakil presiden. Itu karena PKS sudah mendorong Anies untuk menjadi Gubernur dengan segenap upaya hingga menduduki posisi nomor satu di DKI Jakarta.
"Kalau kemudian anies dimajukan ke tingkat nasional sekadar cawapres, Saya kira tidak equal ya antara yang diperjuangkan terus dapatnya cawapres, lebih baik ke capres saja. Begitu logikanya," ujar Sohibul di Gedung Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS.
 Sohibul Iman menganggap Anies lebih relevan maju capres 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
Menurut Sohibul wacana Anies untuk menjadi capres terhembus di kader-kader partainya. Ia menilai tidak salah apabila aspirasidari kadernya itu ditampung dan disampaikan oleh Direktur Pencapresan PKS.
"Oh, iya, itu saya sampaikan ada aspirasi dari kader-kader di bawah yang disampaikan kepada direktur pencapresan kita. Beliau sebagai direktur pencapresan tentu wajib dong menyampaikan bahwa ada aspirasi seperti ini," ujarnya.
Sohibul menuturkan usulan Anies sebagai capres baru sebatas aspirasi dan belum disampaikan kepada Majelis Syuro PKS untuk dibahas lebih lanjut. Menurut dia maju atau tidaknya Anies di Pilpres 2019 bakal tetap bergantung pada keputusan Majelis Syuro PKS.
"Belum, belum ada pertemuan majelis syuro. Jadi aspirasi apa pun kalau kemudian itu ada di Majelis Syuro, itu yang akan dibahas. apakah benar dicalonkan atau tidak itu tergantung 66 anggota Majelis Syuro," jelas Sohibul.
PKS sempat mengembuskan nama Anies sebagai capres alternatif yang bakal diusung di Pilpres 2019. PKS menyebut wacana Anies bersanding dengan Ahmad Heryawan (Aher) masih mengemuka.
"Ya, mungkin saja kalau partai-partai mendukung beliau dan kemungkinan rakyat memenangkan beliau jadi presiden," ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.
(wis/gil)