Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Umum Muhammadiyah,
Muhammad Sirajuddin 'Din' Syamsuddin menyatakan sampai saat ini organisasi massa Islam itu tidak bakal terseret dalam arus politik menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden 2019.
Din menyatakan Muhammadiyah bakal tetap berusaha netral dan tidak mendukung wacana
Amien Rais maju menjadi calon presiden, meski berjasa membesarkan lembaga itu.
"Yang saya tahu Muhammadiyah tidak ada dukung-mendukung [capres]," kata Din acara konferensi pers UKP-DKAAP di CDCC, Jakarta, pada Selasa (3/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Din menyatakan politik identitas yang menonjolkan suku, agama dan ras (SARA) wajar saja digunakan. Sebab menurut dia hal itu tak terelakkan karena melekat pada diri masing-masing tokoh maupun kelompok.
"Politik identitas itu tidak terelakkan karena identitas itu melekat pada diri manusia maka pedapat saya baik-baik saja kelompok/seseorang menampilkan sesuai dengan identitasnya," kata Din.
 Amien Rais didorong sejumlah pihak ramaikan pilpres 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Din justru tak sepakat jika politik identitas dicap buruk dan salah. Menurut dia hal itu sah digunakan selama menampilkan kebaikan bangsa, bukan membikin perpecahan, permusuhan, hingga kebencian.
"Asalkan untuk tujuan yang baik, asalkan tidak untuk kekerasan, tidak untuk kebencian, tidak menampilkan yang negatif-negatif," ujarnya.
Din mengatakan elite politik pun tak boleh meninggalkan identitas agama dan kesukuannya.
"Yang tidak baik apabila ikatan primordial kita itu kita ekspresikan secara negatif, eksklusif, egois dan monopolistik. Di elite pun enggak apa-apa. SARA enggak boleh ditinggalkan. Agama enggak boleh ditinggal," katanya.
(ayp/gil)