Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar setuju membentuk tim khusus untuk memuluskan agenda pemilihan presiden tahun depan.
Airlangga menjelaskan salah satu tujuan tim kerja sama Golkar dan PKB adalah membahas mekanisme pemilihan cawapres dari partai-partai pendukung Jokowi.
"Tapi koalisi harus dibangun lebih dahulu agar soliditas itu terbentuk. Jadi, untuk mendukung soliditas itu Golkar dan PKB memutuskan kerja bersama," ujar Airlangga di kantor DPP PKB di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi sampai saat ini masih belum mengumumkan sosok cawapres yang akan mendampingi dirinya.
Dalam bursa cawapres itu, ada nama Airlangga dan Cak Imin. Keduanya bersaing dengan sejumlah tokoh lain, termasuk Ketua PPP Romahurmuziy.
Kendati tampil mesra bersama Cak Imin, Airlangga tak bisa memastikan apakah PKB bakal tetap mengusung Jokowi dalam pemilu tahun depan.
Cak Imin sendiri mengaku nyaman bermitra dengan Golkar sebagai pendukung pemerintah dan terus menyokong Jokowi sampai akhir periode. Namun untuk pilpres 2019, Imin belum menegaskan posisi PKB ada di pihak mana.
"Menyangkut 2019 kami akan terus berdiskusi, bekerja sama, mencari formulasi koalisi yang produktif dan baik," ujar Imin.
Satu hal yang dipastikan oleh Imin adalah pengusungan dirinya sebagai pendamping Jokowi. Segala hal di luar itu, menurut Imin, masih dalam pembahasan.
Sementara itu Airlangga menuturkan pertemuan ini juga bertujuan untuk merekatkan Golkar dan PKB sebagai partai pengusung Jokowi.
Tim dari masing-masing partai ia pastikan bakal menggelar pertemuan lanjutan.
"Membangun kerja sama, membangun pengertian bersama, kemudian menatap masa depan bersama," imbuh Airlangga.
10 Bakal Cawapres JokowiTerpisah, Ketua PPP Romahurmuziy menjelaskan bahwa saat ini ada 10 nama calon wakil presiden untuk Jokowi Widodo di Pilpres 2019. Keputusan akhir soal pendamping Jokowi menurut Romi akan ditentukan bersama pimpinan partai koalisi pendukung.
"Saya perlu tegaskan bahwa yang perlu saya sampaikan semalam nama wakil presiden Jokowi sudah mengerucut kepada sekitar kurang lebih 10 nama," ucap Romi setelah menghadiri acara halalbihalal di kantor PP Muhammadiyah hari ini.
Romi menolak membeberkan 10 nama bakal cawapres Jokowi. Ia juga enggan mengonfirmasi kemungkinan namanya di dalam daftar itu.
Ia hanya menyebut lima kriteria utama yang diperlukan oleh seseorang untuk mendampingi Jokowi.
Syarat pertama menurut Romi adalah faktor kecocokan. Syarat berikutnya adalah persetujuan pimpinan partai pendukung Jokowi.
"Karena yang akan mencalonkan bukan Pak Jokowi. Pak Jokowi penganten, yang akan mencalonkan adalah parpol. Maka syarat kedua dia harus bisa diterima pimpinan parpol," tutur Romi.
Romi melanjutkan kriteria ketiga adalah kapasitas yang memadai untuk mengurusi negara ketika presiden melakukan kunjungan ke luar negeri atau sedang menghadapi persoalan lain.
Lalu, kriteria berikutnya ymenurut Romi adalah tingkat keterpilihan yang memadai. Dan poin terakhir adalah mampu mencerminkan nilai keberagaman Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan jadwal pemilihan presiden untuk tahun depan. Tahap pendaftaran capres dan cawapres jatuh pada 4-10 Agustus 2018. Sementara penetapan capres dan cawapres pada 20 September dan sehari kemudian diikuti oleh pemberian nomor urut.
(wis/gil)