Bawaslu Sebut Partisipasi Warga Papua di Pilkada 2018 Tinggi

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Jumat, 13 Jul 2018 06:23 WIB
Meskipun terjadi konflik jelang hari pemungutan suara Pilkada 2018, anggota Bawaslu merasa heran partisipasi pemilih di Papua justru tertinggi se-Indonesia.
Meskipun terjadi konflik jelang hari pemungutan suara Pilkada 2018, anggota Bawaslu Mochammad Afifudin merasa heran partisipasi pemilih di Papua justru tertinggi se-Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengaku heran partisipasi pemilih Pilkada 2018 tertinggi dicapai di daerah Papua.

Padahal, sambungnya, Papua dilanda konflik jelang pemungutan suara pada 27 Juni 2018. Namun, dibandingkan 170 daerah lain yang juga melaksanakan pilkada pada tahun ini justru Papua paling tinggi partisipasinya.

"Sementara tertinggi, saya kira dengan beberapa catatan ya atas kejadian di Papua, tertingginya di Papua, 84 persen," kata Afif di kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (12/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ditotal, sambungnya, ada 2.910.501 pemilih di Papua yang menggunakan hak suaranya.


Afif menjelaskan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan 77 persen partisipasi pemilih pada Pilkada 2018. Dari target yang dipasang KPU, lanjut Afif, hanya Papua yang mencapai, bahkan melampaui target.

Pemungutan suara pilgub Papua sempat ditunda di daerah Paniai dan Nduga. Penundaan di Paniai akibar logistik pemilu yang terlambat sampai ke tempat pemungutan suara (TPS) pada hari H pemungutan suara 27 Juni lalu. Sementara penundaan di Nduga, berkaitan dengan konflik yang diletupkan kelompok pemberontak.

Kalimantan Barat berada di posisi kedua dalam aspek jumlah partisipasi pemilih dengan angka 75 persen dari total jumlah pemilih. Dengan kata lain, ada 2.643.474 orang yang menyalurkan hak pilihnya. Diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 74 persen atau 2.637.963 orang menggunakan hak pilihnya.

Mengenai wilayah dengan partisipasi pemilih terendah, Afif mengatakan Riau dan Kalimantan Timur berada di posisi paling buncit. Partisipasi pemilih di Kedua provinsi tersebut hanya mencapai 58 persen dari total jumlah pemilih di masing-masing wilayah.

Afif mengatakan total rata-rata partisipasi pemilihan gubernur di 17 provinsi hanya mencapai 69 persen. Masih di bawah target yang dipasang KPU, yakni 77 persen.

"Jadi menurut kami, catatannya masih perlu didorong partisipasi masyarakat agar bisa benar-benar maksimal hingga titik tertinggi," ucap Afif.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER