PPP Nilai Hanya Kubu Prabowo yang Patut Jadi Penantang Jokowi

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Minggu, 15 Jul 2018 04:45 WIB
Wasekjen PPP Achmad Baidowi menilai tak ada poros lain selain kubu Prabowo Subianto yang patut menjadi penantang koalisi Jokowi di Pilpres 2019.
Prabowo Subianto dan Joko Widodo. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan saat ini tidak ada pihak yang patut dipandang sebagai lawan koalisi Joko Widodo selain kubu pengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Kubu Prabowo yang dimaksud yakni Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Diketahui PPP merupakan bagian dari partai koalisi Jokowi bersama PDIP, Golkar, NasDem, Hanura, dan PKB.

"Selain poros Pak Prabowo, kami belum melihat (ada yang lain) sebagai penantang," ucap Baidowi usai diskusi dikawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (14/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baidowi menjelaskan bahwa syarat untuk mengusung capres-cawapres adalah memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional hasil Pemilu 2014. Merujuk dari hal tersebut, Baidowi menegaskan saat ini hanya ada dua poros koalisi partai yang mampu mengusung capres, yakni poros Jokowi dan Prabowo.

"Itu fakta yang ada. Kita belum bisa melihat jika putusan MK (Mahkamah Konstitusi) berkata lain. Misalkan membatalkan ketentuan threshold. Itu tentu akan berubah," kata Baidowi.

Putusan MK yang dimaksud yakni soal para aktivis yang menggugat Pasal dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 terkait syarat ambang batas pencalonan presiden ke MK.

Dia mengamini bahwa Partai Demokrat berupaya membentuk poros ketiga. Namun, dia tidak yakin ada partai lain yang tertarik untuk berkoalisi dengan partai berlambang mercy tersebut. Alasannya, Demokrat hanya memiliki 10 persen kursi di DPR.

Berbeda dengan posisi PDIP dan Gerindra yang memiliki jumlah kursi lebih banyak. Kedua partai tersebut berada pada posisi lebih menguntungkan karena tidak perlu mencari banyak mitra koalisi agar memenuhi syarat 20 persen kursi di DPR.

"Demokrat itu baru sebatas berapa persen. Sekitar 10 persen. Butuh 10 persen lagi untuk berkoalisi. Lah itu siapa yang mau?" kata Baidowi.

Baidowi juga mengikuti perkembangan informasi ketika Demokrat menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono untuk dijadikan capres atau cawapres. Menurutnya, langkah tersebut pun tidak berjalan sebagaimana mestinya lantaran tidak ada parpol yang tertarik. Implikasinya, poros ketiga tetap sulit terbentuk meski ada sosok yang ditawarkan oleh Demokrat.

"Kemarin ada poros ketiga yang diinisiasi Demokrat, coba menawarkan Pak AHY kemana-mana tapi tidak ada yang merespon. AHY-JK, JK-AHY, AHY-Anies, Anies-AHY, AHY-Aher (Ahmad Heryawan), AHY-Muhaimin Iskandar, Muhaimin-AHY, tapi enggak ada yang mau respon," ucap Baidowi.

"Artinya poros ketiga itu sekarang masih angin lalu saja. Hanya gimmick politik saja," katanya. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER