AHY Nilai Dirinya Selalu Dijadikan Komoditas Politik

Setyo Aji | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Jul 2018 01:16 WIB
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku selalu dijadikan komoditas politik lantaran kerap dipasang-pasangkan dengan beberapa tokoh.
Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku selalu dijadikan komoditas politik lantaran kerap dipasang-pasangkan dengan beberapa tokoh. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Kogasma Partai Demokrat  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai dirinya selalu dijadikan komoditas politik lantaran kerap dipasang-pasangkan dengan beberapa tokoh jelang pemilu presiden 2019 ini.

AHY pernah dipasangkan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia diisukan bakal menjadi calon wakil presiden mendampingi JK di Pilpres 2019 akibat pertemuan Wapres dengan Susilo Bambang Yudhoyono.

Selanjutnya, AHY diisukan dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra  Prabowo Subianto. Namanya juga sejak awal disebut-sebut sebagai cawapres besutan partai itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AHY selalu dijadikan objek atau komoditas dalam politik, dipasangkan seperti terjual sana sini," ujar AHY di acara halal bihalal bersama media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (20/7).

Padahal, menurut AHY, ia sering berkomunikasi aktif dengan para tokoh dan elite partai. Hanya saja, dia tidak membeberkan pertemuannya kepada khalayak umum.

"Tentu tidak selamanya ada di media, banyak yang di belakang layar karena bagi saya ini membangun chemistry, tidak selalu menggunakan corong," ujarnya.

Demokrat Tidak Plin-Plan

Selain itu, AHY juga menyebut hingga kini partainya masih belum menentukan sikap. Menurutnya, perpolitikan jelang Pemilihan Presiden 2019 masih belum jelas dan banyak kemungkinan yang bisa terjadi.

AHY bahkan mengibaratkan situasi politik saat ini layaknya kabut tebal dalam peperangan. Ia mengatakan dalam kondisi di dalam kabut seperti itu prajurit akan kesulitan dalam menyerang maupun bertahan.

"Kalau masih tebal itu akan mempersulit pasukan yang menyerang atau pasukan yang bertahan. Dalam politik juga serupa, setiap parpol atau elite politik memegang tiket, masih memegang kartunya rapat-rapat," ujarnya.

Atas dasar itu, Demokrat sampai saat ini masih belum menentukan sikap atau masih di tengah. Namun, sikap itu, kata AHY, bukan berarti partainya plin-plan.

"Kalau ada yang mengatakan Demokrat kok plin-plan atau kanan kiri oke itu keliru, karena di tengah pun adalah posisi yang menurut kami baik dan rasional," katanya. (res)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER