Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat memastikan tak akan berkoalisi dengan Persaudaraan Alumni 212 dan menolak dikomando Rizieq Shihab jika nantinya berkoalisi dengan Gerindra di Pilpres 2019. Demokrat juga tak menginginkan nama Koalisi Keumatan yang sebelumnya diprakarsai oleh PA 212.
"Enggak ada koalisi keumatan, yang mau koalisi itu Gerindra sama Demokrat. Koalisi keumatan itu apa sih, kita kan mau koalisinya sama Gerindra, PKS, PAN kalau jadi, bukan sama PA 212," kata Kepala Advokasi Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahahean di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
Dikatakan Ferdinand, koalisi antara Gerindra dan Demokrat murni koalisi partai politik, bukan koalisi ormas. Demokrat cukup menyikapi dukungan PA 212 dengan kata terima kasih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus diingat koalisi ini bukan koalisi ormas," kata Ferdinand.
Demokrat, lanjut Ferdinand, juga akan menghormati PA 212 jika mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. Namun Ferdinand menegaskan sikap partainya tak lebih dari itu.
Kata Ferdinand, Demokrat menolak didikte dan komando koalisi akan ada di tangan pimpinan partai.
"Silakan (PA 212) mendukung tapi komando ada di pimpinan partai," kata dia.
Hal ini juga berlaku bagi Rizieq Shihab. Demokrat tak akan menjadikan Rizieq sebagai pemegang komando seandainya nanti berkoalisi dengan Gerindra.
"Komando ini tetap di pimpinan partai, bukan dia (Rizieq Shihab). Kami hormat, beliau kami tempatkan sebagai penasihat saja," katanya.
Lebih lanjut, Ferdinand juga menyebut kesepakatan terkait koalisi antara Demokrat dan Gerindra ini akan diputuskan malam ini saat kedua pimpinan partai yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto bertemu.
Sebelum pertemuan, sejumlah pejabat teras Demokrat mengadakan rapat di kediaman Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
(wis/sur)