ANALISIS

'Kosmetik' Jakarta Percantik Diri untuk Asian Games 2018

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Kamis, 26 Jul 2018 19:59 WIB
Kebijakan mempercantik kota untuk Asian Games dinilai hanya bersifat jangka pendek tanpa ada perencanaan jangka panjang.
Masyarakat berharap warisan pembangunan menjelang Asian Games tahan lama, dan juga ada kebijakan pembangunan jangka panjang dari Pemrov DKI Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu perhelatan Asian Games 2018 kurang dari satu bulan lagi. Jakarta, sebagai satu kota tuan rumah tentu harus siap menyambut ajang olahraga terbesar tingkat Asia tersebut.

Sampai saat ini, Pemprov DKI telah menyiapkan sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan Asian Games, mulai dari sistem lalu lintas hingga upaya memperindah tampilan kota.

Sayangnya beberapa kebijakan dianggap hanya jalan pintas dan tidak menyelesaikan masalah dalam jangka panjang. Contohnya seperti penutupan Kali Sentiong atau Kali Item yang berada di samping Wisma Atlet, Kemayoran dengan menggunakan jaring hitam atau waring. Tujuannya, untuk mencegah bau kurang sedap dari kali itu tersebar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Pemprov DKI juga akan merobohkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Bundaran HI dan menggantinya dengan pelican crossing untuk sementara waktu, sebelum jalur penyeberangan bawah tanah siap digunakan. Alasan lain JPO itu dirobohkan karena dinilai kurang sedap dipandang lantaran menutupi Patung Selamat Datang, dan tidak ramah terhadap penyandang disabilitas.
Lalu, Pemprov DKI juga melakukan perbaikan trotoar di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin. Kebijakan ini juga dipersoalkan, karena trotoar dan lebar jalur hijau yang dibangun justru menyulitkan pengguna transportasi umum dari dan menuju halte.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengkritik kebijakan yang diambil oleh Pemprov DKI menjelang Asian Games. Menurutnya apa yang dilakukan Pemprov DKI tersebut cuma kebijakan jangka pendek.
'Kosmetik' Jakarta Percantik Diri untuk Asian Games 2018Pemasangan jaring di Kali Item diklaim bisa mengurangi bau tak sedap. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

"Sebetulnya untuk sekedar estetika kota, sekadar ada, boleh-boleh saja tapi harus dipikirkan untuk jangka panjangnya," kata Yayat saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (26/7).

Dengan kebijakan jangka pendek yang diambil saat ini, kata Yayat, Pemprov DKI pun perlu segera menyiapkan rencana lanjutan setelah gelaran Asian Games selesai.
Misalnya untuk pelican crossing sebagai solusi sementara atas dibongkarnya JPO. Meski hanya sebagai solusi sementara, tetapi berbagai dampak dari pelican crossing itu juga harus diperhatikan.

"Dampak kemacetan kemudian penumpukan penumpang di pelintasan, maka yang harus dibuat adalah perencanaan integrasi antar pelican crossing dengan trotoarnya," katanya.

Kemudian, lanjut Yayat untuk pelebaran trotoar serta pembuatan taman yang justru menutup akses dari halte ke bus juga harus dicari solusinya.

Ia menilai perlu dibangun semacam tempat pemberhentian bus yang dekat dengan halte. Tempat pemberhentian tersebut, kata Yayat juga dalam rangka mencegah bus berhenti di sembarang tempat.

"Dibuat seperti cerukan, sehingga mobil tidak berhenti di tengah jalan, dekat dengan halte," ucap Yayat.
Dihubungi terpisah, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan kebijakan yang diambil Pemprov DKI dalam mempersiapkan gelaran Asian Games seharusnya dipersiapkan dengan baik.

Agus menilai Pemprov DKI tidak bisa mengambil kebijakan instan untuk event dunia seperti Asian Games.

Menurut Agus, sejumlah kebijakan yang diambil oleh Pemprov DKI, seperti pemasangan jaring di Kali Item, pelebaran trotoar, maupun pembangunan pelican crossing hanya sekedar untuk mempercantik tampilan Jakarta saja.

"Ya kosmetik saja, kan harusnya tidak seperti itu," kata Agus saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (26/7).

Agus menuturkan seharusnya Pemprov DKI bisa melakukan persiapan dengan baik, sehingga kebijakan yang diambil bisa untuk jangka panjang.
Lazimnya, kata Agus, jika sebuah kota menjadi tuan rumah sebuah perhelatan besar, maka akan terjadi perubahan yang terjadi kota tersebut. Sebab, lanjutnya, pasti ada pembangunan dan perbaikan secara masif sebelum event tersebut berlangsung.

"Setelah itu selesai, kotanya itu maju, ada perubahan drastis yang sudah direncanakan dengan baik," ujar Agus.
'Kosmetik' Jakarta Percantik Diri untuk Asian Games 2018Halte bus tanpa akses menuju jalan. Calon penumpang harus menginjak rumput untuk naik bus. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Agus mencontohkan China yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2008 silam. Agus menyebut kota-kota kumuh di China langsung menjadi kota yang maju usai gelaran olimpiade.

Ia menambahkan jika kebijakan yang diambil Pemprov DKI hanya sekedar untuk mempercantik tampilan kota, maka tidak akan ada dampak lanjutan usai gelaran Asian Games.
"Kalau sekarang tambal sulam, ya pokoknya dipoles, kita lihat nanti setelah itu Jakarta akan jadi lebih baik atau tidak, kalau menurut saya sih tidak," ujar Agus. (ayp/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER